BANDAR LAMPUNG – Pada 30 November 2025 kemarin, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Klub Selam Anemon Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA Unila) genap memasuki usia ke-30 atau 3 dekade.

Sebuah usia yang cukup matang sebagai organisasi kemahasiswaan yang bukan saja bergerak dibidang olahraga selam, namun juga lebih banyak bergerak dibidang penelitian, baik yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa, dan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta. Kegiatan penutupan Dies Natalis ke-30 digelar di Kafe Kimia FMIPA Unila, Minggu (30/11/2025).

Kegiatan ini dihadiri antara lain Pembina Klub Selam Anemon Prof. Endang Linirin Widiastuti, M.Sc., Ph.D. dan Pembina dan Ketua Jurusan Biologi Dr. Jani Master, S.Si., M.Si., Ir. Anshori Djausal, M.T. mantan Direktur LPIU DEU Project Unila dan Wakil Rektor IV Unila Bidang Kerjasama dan TIK (Periode 2004–2008), Dr. Herawati Soekardi, M.Si. mantan Dosen Biologi FMIPA, para Alumni Klub Selam antara lain Wahyudi Joko Santoso yang juga menjabat sebagai sub Regional Head Sales of Shrimp Feed Lower Sumatera PT. Central Pertiwi Bahari, Novriadi, S.Si., M.Si. Dosen Biologi Itera dan Peneliti & Ahli Konservasi Laut, serta pengurus dan anggota Klub Selam Anemon.

Ketua Pelaksana Dies Natalis Dwi Rani Asfarini Simatupang menyampaikan laporannya bahwa beberapa rangkaian kegiatan telah dilakukan untuk memeriahkan Dies Natalis seperti lomba karya ilmiah “Ocean Expression Challenge 2025”, Webinar Nasional “Sustainable ocean systems: protecting corals, reducing plastics, and advancing blue economy”.

Ketua Klub Selam Anemon M. Zona Bintang Armando mengharapkan dukungan dari dekanat terutama Wakil Dekan III, Ketua Jurusan Biologi, Ketua Jurusan Kimia, Ketua Jurusan Fisika, dan Dosen-Dosen untuk banyak melakukan penelitian dibidang kelautan dan pesisir yang melibatkan mahasiswa agar banyak mahasiswa yang tertarik untuk bergabung menjadi anggota klub selam karena selain mereka dapat belajar organisasi juga mendapatkan pengetahuan tentang kelautan yang bisa menjadi sarana untuk mendukung tugas akhir atau skripsi mereka.

Dalam sambutannya, Jani Master menyampaikan apresiasi yang besar untuk Klub Selam Anemon yang telah mencapai usia 30 tahun. Perjalanan tiga dekade ini bukan hal yang mudah, dan hanya bisa terjadi karena adanya komitmen, kerja sama, serta semangat menjaga nama baik organisasi dari setiap generasi anggotanya.

Jani berpesan agar seluruh anggota selalu menjaga sikap, etika, dan profesionalitas, karena apa pun yang dilakukan akan membawa nama baik organisasi yang sudah dibangun selama 30 tahun.

Sementara itu Anshori Djausal mengungkapkan bahwa kegiatan selam bukanlah sesuatu yang eksklusif atau hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu saja, dunia selam seharusnya dapat diakses oleh siapa pun, termasuk mahasiswa yang ingin belajar, berkembang, dan terlibat langsung dalam upaya menjaga lingkungan laut.

Menurutnya, justru mahasiswa memiliki potensi besar karena mereka berada pada fase belajar yang penuh rasa ingin tahu dan keberanian untuk mencoba hal baru. Ia mengapresiasi perjalanan panjang Klub Selam Anemon yang telah berdiri selama 30 tahun dan mampu membuka pintu bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk mengenal dunia bawah laut secara lebih dekat.

Anshori juga menekankan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting, tidak hanya sebagai sarana pengembangan diri, tetapi juga sebagai kontribusi nyata dalam upaya pelestarian ekosistem pesisir dan laut.

Endang L. Widiastuti, menekankan bahwa siapa pun yang ingin menjadi penyelam harus benar-benar menyiapkan mental yang kuat. Ia mengingatkan bahwa dunia selam bukan untuk orang yang mudah mengeluh, karena ketika berada di laut, kita berhadapan langsung dengan alam yang tidak selalu bisa ditebak, kadang tenang dan indah, tapi bisa juga tiba-tiba berubah dan menuntut ketenangan serta kewaspadaan tinggi.

“Penyelam tidak boleh cengeng, harus berani, tahan menghadapi tekanan, disiplin, dan mampu mengendalikan diri ketika situasi menantang,” tegasnya.

Endang menambahkan, proses latihan dan pengalaman lapangan itulah yang nantinya akan membentuk karakter seorang penyelam, bukan hanya soal teknik menyelam, tetapi bagaimana seseorang belajar tetap fokus, tidak panik, dan mampu bekerja sama dengan tim.

Sementara itu, Wahyudi Joko mengucapkan rasa syukur karena Anemon masih memiliki anggota hingga sekarang. Ia merasa senang melihat semangat organisasi yang tetap hidup dan terus diteruskan oleh generasi baru.

“Mempertahankan organisasi selama ini bukan hal yang mudah, sehingga keberadaannya sampai hari ini patut diapresiasi. Ia berharap ke depannya jumlah anggota bisa semakin bertambah, dan lebih banyak mahasiswa yang mau ikut merawat serta melanjutkan nilai-nilai yang sudah dibangun sejak dulu. Bagi dirinya, selama masih ada yang meneruskan, Anemon akan tetap menjadi rumah bagi siapa pun yang mencintai dunia selam,” tutur Joko.

Selain melakukan pemotongan tumpeng dan ramah tamah mengenai perkembangan Klub Selam Anemon Unila, dalam kesempatan ini juga dilakukan pemberian penghargaan kepada orang-orang yang sangat berperan penting di Klub Selam Anemon, antara lain:
1) Wahyudi Joko Santoso sebagai salah satu pendiri Klub Selam Anemon yang pada awalnya Anemon masih dibawah Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unila/ Himbio;
2) Ir. Anshori Djausal, M.T. atas kontribusinya mengadakan peralatan selam saat menjabat sebagai Direktur LPIU Development Under-. Graduate Education (DUE) Project Unila (1997–2002) yang dibiayai World Bank Loan;
3) Prof. Endang Linirin Widiastuti, M.Sc., Ph.D. selaku pembina Klub Selam Anemon dan dukungannya dalam penelitian kelautan;
4) Novriadi, S.Si., M.Si. mantan Ketua Klub Selam Anemon yang sampai saat ini masih aktif melakukan penelitian kelautan dengan melibatkan anggota Klub Selam Anemon.

(Iman Prihartono)