BANDARLAMPUNG – Masih tingginya frekwensi hujan di Provinsi Lampung berbanding lurus dengan resiko tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini terlihat dari peningkatan kasus DBD dalam 3 bulan terakhir yaitu 344 kasus (Desember), 1169 kasus (Januari) dan 27 kasus (di bulan Februari hingga 4 Februari).Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung menghimbau kepada masyarakat agat tetap waspada terhadap DBD.
Dampak kematian akibat penyakit DBD di bulan Januari sebanyan 5 orang yaitu 2 orang dari Kabupaten Lampung Utara, 1 orang dari Kabupaten Lampung Tengah dan 2 orang dari Kabupaten Pringsewu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung DR.dr.Hj. Reihana,M,Kes dalam rilisnya mengatakan, saat ini jajaran Kesehatan terus mensosialisasikan 1 rumah 1 jumantik. Artinya diharapkan kesadaran penuh masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di setiap rumah, dimana di setiap rumah tersebut ada 1 orang Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang akan memantau jentik nyamuk di rumahnya. Apabila Angka Bebas Jentik (ABJ) >90% maka penyebaran penyakit DBD akan menurun, ujarnya, Jum`at (8/2).
Reihana menegaskan bahwa, Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang menular dan masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk� Aedes aegypti atau Aedes albopictus (Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini). Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial),jelasnya.
Selain itu, penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari genus Flavivirus famili Flaviviridae.Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Penyakit ini bersifat musiman dan biasanya muncul pada musim hujan yang memungkinkan vektor penular hidup di genangan air bersih.
Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda.
Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh, setelah infeksi pertama, justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya.Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk.
Manifestasi Klinis Demam Dengue
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien.Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit.Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah.Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi.
Untuk manifestasi Klinis Demam Berdarah
Pasien yang menderita demam berdarah biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah.� Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD.� Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah.� Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.
Sindrom Syok Dengue, paparnya.
Reihana menegaskan bahwa, Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok.
Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat.Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan, beber dia.
Reihana menjelaskan bahwa, Diagnosis
penyakit demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam tinggi dan munculnya ruam. Namun, karena gejala penyakit demam berdarah kadangkala sulit dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid maka biasanya tenaga medis yaitu dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi kemungkinan pasien tergigit nyamuk. Selain itu untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang lebih tinggi umumnya dilakukan berbagai uji laboratorium.
Pencegahan
hingga kini, belum ada vaksin atau obat anti virus bagi penyakit ini.
” Saya sarankan untuk tindakan paling efektif dalam menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue,” kata DR.dr.Hj.Reihana,M,Kes.
Menurutnya, pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat yaitu,
lingkungan
pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dimana masyarakat dapat bergerak dengan melaksanakan Gerakan 3M Plus, yaitu Menguras yaitu dengan membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti bak mandi, ember, penampung air lemari es, vas bunga, dan lain lain.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air dan lainnya, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat berkembang biaknya nyamuk demam berdarah.
Biologis
secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.
Kimiawi
Pemberian larvasida seperti bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air untuk membunuh jentik nyamukserta pengasapan (fogging) untuk membunuh nyamuk dewasa atau yang sudah bisa terbang berpindah.
Maka, Fogging dilakukan bila hasil PE/Penyelidikan Epidemiologi+ (positif) yaitu bila ditemukan 1 atau lebih penderita/tersangka DB, atau ditemukan tiga atau lebih penderita panas tanpa sebab dan ditemukan jentik ? 5 % maka fogging dilaksanakan dalam radius 200 meter di sekeliling tempat tinggal penderita dan dilakukan dua siklus dengan interval 1 minggu. Fogging harus dilakukan dengan metode dan dosis tepatserta memperhatikan kesesuaian dengan arah angin sehingga berdampak lebih efektif.
Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari, maka beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung pikaridin atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.
Berikut ini antisipasi dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Lampung ,
memantau kasus-kasus penyakit menular yang berpotensi KLB dimana salah satunya adalah penyakit DBD. Pemantauan dilakukan secara berkala baik melalui laporan rutin (Surveilans) secara berjenjang maupun via telpon dengan pengelola program di 15 Kabupaten/Kota.
Berkoordinasi dengan meningkatkan peran fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas dan Rumah Sakit dalam penemuan kasus, penegakan diagnosa dan tata laksana kasus ditingkatkan melalui sosialisasi, ceramah klinik, dan distribusi uku pedoman di seluruh fasyankes.
Secara rutin dan kontinyu mengajak masyarakat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Gerakan 3M Plus. Upaya pencegahan dan penanggulangan DB juga sangat memerlukan kerja sama lintas program dan lintas sektor terkait serta peran media untuk mensosialisasikannya.
Mencukupi kebutuhanlogistik penanggulangan DBD, yaitu insectisida, larvasida, mesin fogging, baik di Kabupaten/Kota maupun Provinsi sebagai penyedia buffer stock apabila Kabupaten/Kota mengalami kekurangan.(rls)