BANDARLAMPUNG – KPU Lampung menilai kecenderungan sikap apatis masih tetap tinggi pada pemilih pemula di Pemilu 2024 mendatang. Ada beberapa faktor penyebabnya.
Kordiv Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Parmas KPU Lampung, Antoniyus Cahyalana mengatakan, beberapa faktor yang menyebabkan tidak pedulinya pemilih pemula adalah karena tidak adanya teladan dari elit politik di Tanah Air.
“Elit politik tidak menjadi suri teladan. Sehingga generasa muda atau pemilih pemula bersikap apatis.
Misalnya saat terpilih jadi gubernur, namun tidak menempati janji yang telah dilontarkan saat kampanye. Jadi mereka bersikap apatis,” kata Antonius Cahyalana.
Tak hanya itu, kurang asupan informasi kepemiluan juga menyebabkan pemilih pemula bersikap apatis. Padahal suara mereka dapat membuat kemajuan bangsa Indonesia.
“Kalau golput itu menyerahkan orang yang tidak baik untuk berkuasa,” ujarnya.
Lebih lanjut Antonius menjelaskan untuk mengantisipasi sikap apatis pemilih pemula dilakukan dengan memasifkan edukasi pemilu melalui media sosial.
“Pada Pemilu 2024 mendatang, hampir 50 persen lebih pemilih pemula,” ujar Antoniyus Cahyalana, Jumat (9/6).
Antoniyus mengatakan, salah satu cara KPU Lampung untuk melakukan sosialisasi Pemilu 2024 melalui media sosial.”Pemilih Pemula dan Gen z ini lebih melek teknologi, sehingga KPU Lampung mulai memasifkan sosialisasi kepemiluan melalui media sosial (Medsos),” katanya.
Adapun media sosial yang digunakan, kata Antoniyus seperti, Tiktok, Youtube, Instagram, Facebook, Twitter dan lainnya untuk sosialisasi dan pendidikan politik.
“Kita juga minta KPU kabupaten kota untuk membuat minimal 4 media sosial,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga akan bekerjasama dengan influencer, agar edukasi pemilih bisa tersebar secara efektif dan efisien.
“Influencer ini kita jadikan agen demokrasi, sehingga para pengikutnya bisa teredukasi pemilih,” ujarnya.
“Kami juga memberikan kemudahan pelayanan, jika mereka belum terdaftar maka kita akan layani dan menggandeng Capil untuk mengurus KTP,” pungkasnya. (tbc)