BANDARLAMPUNG – Meski diundur sidang dan diwarnai hujan, ratusan relawan tetap setia menunggu jalannya Musyawarah Penyelesaian Sengketa terbuka yang digelar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait pengaduan pasangan independen, Ike Edwin � Zam Zanariah.
“Kami relawan yang mendukung sangat kecewa suara (MS) kami hilang. Dan kami hanya meminta dikembalikan suara kami dan bisa diloloskan,” kata salah satu relawan Ike-Zam, Harwati S. di depan kantor Bawaslu di Jl. Way Besai No 1 Pahoman Bandarlampung, Rabu (9/9/20).
Harwati menilai penyelenggara tidak netral di pesta demokrasi di Bandarlampung.
“Demokrasi kota Bandarlampung tidak mengindahkan. Bahkan banyak tekanan dari RT dan Kepala Lingkungan (Kaling), bahkan juga ikut sebagai penyelengara baik di tingkat PPS hingga PPK,” katanya.
Wanita berkaca mata ini menambahkan, sistematis demokrasi di kota Tapis Berseri yang notabene merupakan ibukota Provinsi Lampung jangan sampai dikotori dengan oknum-oknum penyelengara saat ini.
“Jangan sampai dikotori dong demokrasi ibu kota kita bersama ini cuma hanya segelintir oknum yang mau mengendutkan kantong pribadi,” ujarnya
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pengalangan masa Ike ZAM , Aang K, menambahkan ada sesuatu yang aneh dari penyelengara.
“Dukungan ini dukungan real. Di sini ada upaya menjegal suara kami yang dilakukan oleh oknum. Sebagai bukti untuk apa Bawaslu provinsi turun sampai ke tingkat bawah. Di sini berarti secara tidak langsung tidak ada kepercayaan terhadap penyelengara di tingkat kelurahan maupun di kota,” jelasnya.
Bapak berambut tipis dan dipenuhi uban tersebut mengatakan, semua bukti yang ada dipersidangan sengketa Bawaslu ini tidak dapat dibantah oleh saksi-saksi pihak penyelengara.
“Jadi tidak ada alasan bagi Bawaslu tidak meloloskan Ike-Zam dalam sengketa Bawaslu ini,” katanya didampingi Derektur Relawan Ustd Ubay Dilah. (Doni)