BANDAR LAMPUNG – Sekretaris HIPMI Lampung, H. Yonasyah S.H tertarik maju dalam Pilwakot 2020 mendatang.
Apa motivasinya memilih maju dalam bursa calon Walikota, berikut petikan wawancara BE1Lampung dengan Yohansyah.
Apa motivasi Pak Yohansyah maju Pilwakot?
Yang memotivasi dan mendasari saya untuk ikut Pilwakot Bandar Lampung adalah kebaruan. Menurut saya, Bandar Lampung sebagai kota hunian strategis memerlukan sentuhan yang tepat. Nah, saya terpanggil untuk turun tangan di situ. Sebab saya merasa punya ide dan gagasan soal itu.
Saya punya mimpi Bandar Lampung itu menjadi kota yang loveable sekaligus lifeable. Tentu itu masih sebuah keniscayaan, tapi saya yakin kok kita bisa, karena saya tahu caranya .
Kemudian, bagaimana Anda melihat pengangguran, lapangan kerja dan kenakalan remaja?
Baiklah. Jika kita bicara soal minimnya lapangan pekerjaan di Bandar Lampung serta keterkaitanya dengan kenakalan remaja, yang utamanya bisa memicu munculnya kriminalitas, saya ingin melihatnya dengan pendekatan sistemik regulatif. Menurut saya kerja-kerja pemerintah bisa dimaksimalkan sebab kita pegang itu sistem regulasinya.
Kita bisa usulkan ke dewan rancangan regulasi yang keberpihakannya tidak abu-abu. Kita bangun sinergi dengan dewan soal pandangan-pandangan dalam upaya kita ingin memberikan akses kepada lapangan kerja dan dunia usaha untuk bisa menyerap maksimal potensi yang dimiliki angkatan kerja di Bandar Lampung. Jika pendekatan sistem nya sudah baik , saya optimis kerja lanjutan dalam wilayah kongkritnya bisa dilakukan.
Masalah kita sebenarnya adalah itu, karena kerap kali kita terjebak dalam kepentingan. Saya merasa saya tahu caranya lepas dari kepentingan-kepentingan semacam itu. Nawaitunya harus jelas bahwa kita ingin kota ini maju, termasuk soal lapangan kerja bagi warganya.
Bagaimana Anda melihat soal kepala daerah tertangkap OTT KPK?
Yang pertama tentu saya prihatin melihat banyaknya kepala daerah yang diduga melakukan Tipikor hingga terjaring OTT yg dilakukan oleh KPK. namun ,itu tidak menyurutkan niat saya untuk ikut turun tangan menyelesaikan berbagai permasalahan di Kota Bandar Lampung. Sebab saya rasa saya beruntung sudah cukup merdeka secara finansial.
Meskipun tetap ada potensi untuk bertindak koruptif tapi saya tahu kompas saya dalam kerja-kerja politik saya ke depan adalah moralitas. Moral adalah parameter saya bekerja. Saya ingin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat maka itu saya berupaya untuk tidak punya intensi buruk pada pengelolaan anggaran pemerintahan. Pada intinya. Kalau kita berniat baik saya yakin pasti ada jalan baiknya. (*)