menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (31/1). Hengki Heriandono diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Emirsyah Satar dalam kasus dugaan suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus dan Rolls-Royce kepada PT Garuda Indonesia (Foto: Dedy Istanto/daulat.co)

BANDAR LAMPUNG – Kasus dugaan korupsi yang menjerat Bupati Lampung Tengah nonaktif Mustafa memengaruhi tingkat elektabilitasnya sebagai calon gubernur (Cagub) Lampung. Bahkan, ia diklaum kehilangan basis massa di wilayahnya sendiri, Lampung Tengah.

Setidaknya begitu analisis Lembaga Survey Chrta Politika dalam rilis yang dihelat du Hotel Horison, Selasa (20/3) kemarin.

“Kasus OTT ini menggerogoti basis massa Mustafa,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Yunarto mengatakan, berdasar hasil survei Charta Politika, sebanyak 71,3% responden mengetahui kasus OTT Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyeret Mustafa. Kemudian, 15,1% responden tidak mengetahui, serta 13,6% responden tidak menjawab.

“Sebanyak 65,5% responden mengatakan kasus tersebut menjadi pertimbangan dalam memilih, dan hanya 10,1% mengatakan tidak menjadi pertimbangan. Lalu, sekitar 24,4% belum menjawab,” ujar dia.

Menurutnya, bila dibandingkan dengan survei empat bulan lalu, elektabilitas Mustafa turun setengahnya. Saat ini, elektabilitas Mustafa untuk survei elektabilitas terbuka hanya 10,4%. Begitu juga dengan hasil survei elektabilitas dengan menyodorkan nama magub, Mustafa masih posisi terakhir, yakni 11,6%. Secara berpasangan, elektabilitas Mustafa-Ahmad Jajuli hanya 11,3%. “Kemungkinan elektabilitasnya akan terus turun,” ucap Yunarto.(sbc)