METRO – Guna mengantisipasi tingkat kerawanan Masa Tenang Kampanye (MTK) pada Pemilu serentak 2019 di Kota Metro, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengumpulkan ratusan pengawas tingkat kota hingga TPS di Lapangan Hati Kudus Kel. Yosorejo, Kec. Metro Timur, Jum’at (12/4/2019).
Ketua Bawaslu Kota Metro, Mujib menyebutkan bahwa pengumpulan ratusan pengawas tersebut dalam rangka apel patroli pengawasan anti politik uang pada masa tenang Pemilu Tahun 2019.
“Apel siaga patroli pengawasan masa tenang ini dilakukan menjelang Lima hari lagi kita akan memasuki puncak perayaan Pemilu 2019. Tepatnya pada tanggal 17 April seluruh anak bangsa yang berhak memilih akan menggunakan hak pilihnya. Pemilu kali ini merupakan pengalaman baru bagi kita, dimana untuk pertama kalinya dalam sejarah kepemiluan di Indonesia, Anggota DPR RI, DPD RI, Presiden dan Wakil Presiden, serta DPRD akan dipilih secara serentak.
Aspek keserentakan dari pemilu kali ini, menjadi ujian besar bagi Bawaslu sebagai
Lembaga pengawas pemilu yang telah 11 tahun mendedikasikan dirinya menjaga hak pilih rakyat,” bebernya.
Dalam apel tersebut sedikitnya terdapat 555 orang pengawas yang tersebar di 5 Kecamatan dan 22 Kelurahan, serta terdiri atas Bawaslu Kota beserta staf, Panwaslu Kecamatan beserta staf, Panwaslu Kelurahan beserta staf dan pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Kita terlebih dahulu diperhadapkan dengan tugas mengawasi masa tenang yang dimulai dari tanggal 14 hingga 16 April. Masa ini merupakan salah satu fase krusial dalam pelaksanaan pemilu yang akan menguji integritas seluruh elemen bangsa termasuk didalamnya Bawaslu dan Peserta Pemilu. Untuk itu seluruh pengawas yang tersebar di 5 kecamatan dan 22 Kelurahan diwajibkan untuk berpatroli di lingkungannya,” ucap Mujib.
Apel yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia itu, selain bertujuan membunyikan alarm atas kesiapan pengawas dalam melakukan pencegahan, gerakan patroli pengawasan ini dapat
kita maknai sebagai gerakan etik dan moral yang berbasis pada keyakinan bawaslu bahwa Indonesia sanggup mendemonstrasikan suatu keunggulan berdemokrasi pada basis karakter sejati anak bangsa yang beradab, cinta perdamaian, menjunjung tinggi semangat kekeluargaan, menghargai setiap perbedaan diantara sesama anak bangsa.
“Pada keyakinan itulah melalui patroli masa tenang, kita tidak sekadar melakukan pengawasan tetapi sekaligus menjadikan momentum ini sebagai kesempatan untuk mengedukasi
masyarakat Indonesia, sebab pemilu bukanlah sekadar kontestasi politik dan sirkulasi elit, namun lebih dari itu ia merupakan dialektika yang menempatkan anak bangsa sebagai subjek dalam ruang pemaknaan demokrasi yang nyata dan kontekstual, sehingga patroli masa tenang akan menjadi daya dorong bagi seluruh warga negara pemilik hak pilih yang
sadar dan menjunjung tinggi akan hak dan kewajibannya, saling menghormati, saling menghargai, saling menyatukan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara,” ujar Ketua Bawaslu Metro.
Tak lupa mantan aktivis ini juga meminta seluruh petugas partai dan peserta pemilu untuk dapat menurunkan atribut kampanye nya menjelang dan selama masa tenang di Kota Metro.
“Kita meminta kepada peserta pemilu dari partai politik dan tim, mulai pukul 00.00 WIB tanggal 14 April untuk secara sukarela melepas seluruh APK yang terpasang berikut simbol-simbol partainya. Baik di tempat umum maupun pekarangan pribadi. Bila itu tidak dilakukan maka bawaslu beserta KPU dan Pol PP di dampingi TNI dan Polri akan melakukan penurunan,” tandas Mujib. (Arby)