JAKARTA � Masyarakat tampaknya harus lebih bersabar untuk melakukan ibadah umroh. Sejauh ini, Kementerian Agama (Kemenag) belum mendapatkan surat edaran terkait jemaah umrah Indonesia yang diizinkan masuk ke Arab Saudi.
�Upaya diplomasi dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia tengah dilakukan. Dalam pertemuan dengan Dubes Arab Saudi, pihak Dubes meminta kami menunggu saja tindak lanjut surat edaran dari Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi tersebut, terutama hal-hal yang bersifat teknis, khususnya untuk calon jemaah umrah asal Indonesia,” ujar pelaksana tugas (Plt) Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Khoirizi H. Dasir, dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/8) kemarin.
Kata Khoirizi, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bakal berkunjung ke Kementerian Arab Saudi, setelah penerbangan langsung bisa dibuka.
“Yakinlah pemerintah terus melakukan mitigasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk kepentingan jemaah. Saya juga minta kepada jemaah untuk terus menjaga istithaah (istitoah), baik isthithaah ibadah, perjalanan maupun kesehatan dalam suasana pendemi saat ini,” tuturnya.
Khoirizi meminta masyarakat ikut aktif dan berpartisipasi dalam menurunkan angka penyebaran covid-19 dengan cara melakukan vaksinasi. Hal itu diharapkan bisa menurunkan tingkat penyebaran covid-19 di Tanah Air.
Menurut Khoirizi, jika tingkat penyebaran covid-19 menurun Arab Saudi bisa mempertimbangkan jemaah Indonesia terbang langsung ke sana. Arab Saudi mulai mengizinkan jemaah internasional melaksanakan umrah mulai 10 Agustus mendatang.
Langkah ini diambil setelah ibadah haji khusus jemaah lokal selesai dilaksanakan. Namun, ada syarat yang dikeluarkan Arab Saudi untuk para jemaah internasional.
Semua negara diizinkan mengirimkan penerbangan langsung kecuali untuk sembilan negara, yakni India, Pakistan, Indonesia, Mesir, Turki, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, dan Lebanon. Jemaah dari negara disebut harus menjalankan karantina selama 14 hari di negara ketiga, sebelum tiba di Arab. (lpc)