DIBANDING Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung atau Pilkada Kabupaten Lampung Utara (Lampura), nuansa politik dan hiruk pikuk menyambut Pemilihan Bupati (Pilbup) di Tanggamus, sebenarnya lebih terasa. Mulai dari cara halus, hingga yang sangat ekstrem dalam meraih dan menciptakan opini di masyarakat. Diawali adanya penahanan terhadap mantan Bupati Tangggamus, Bambang Kurniawan lantaran terlibat kasus korupsi. Lalu penangkapan Sekda Tanggamus, Mukhlis Basri dengan seorang wanita yang tentunya bukan �istrinya�, karena diketahui membawa dan memakai obat-obatan terlarang.
Lalu adanya laporan dugaan pidana terhadap istri Bambang Kurniawan, Dewi Handajani di Polda Lampung sehingga memantik aksi massa. Serta adanya desakan agar Kejati Lampung mengusut kasus pengadaan ribuan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) siluman di era incumbent Bupati Tanggamus, Syamsul Hadi.
Belum lagi puluhan nama-nama tenar beredar dan bersosialisasi untuk maju sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati. Sebut saja, Fauzan Sya�ie, kader Partai Nasdem dan mantan Bupati Tanggamus. Lalu, Nizwar Affandi, Juanto Muhazirin, Ismet H Jayanegara dan Benny HN Mansyur. Keempat ini merupakan nama-nama elit dan kader Partai Golkar dengan pengalaman segudang di dunia politik.
Kemudian ada nama, Teddi Kurniawan, kader PAN. Serta Darussalam, Ketua DPC Partai Gerindra. Belum lagi nama-nama lainnya.
Sayang hiruk pikuk ini, berakhir anti klimaks. Justru di Kabupaten Tanggamus, pasangan calon (paslon) yang mendaftar paling minim. Diprediksi hanya paslon Syamsul Hadi-Nurul Irsan serta paslon Dewi Handajani-AM Syafii yang akan bertarung. Tidak ada paslon yang lain.
Ini berbeda di Pilkada Lampura dan di Pilgub Lampung yang awalnya justru digadang-gadang hanya diikuti dua paslon atau calon tunggal. Ini menyusul sangat dominannya kekuatan Calon Petahana di Lampura, Agung Ilmu Mangkunegara. Lalu derasnya kekuatan Calon Gubernur (Cagub) Lampung, Arinal Djunaidi yang awalnya disinyalir dapat �merangkul� semua parpol.
Tapi yang terjadi sebaliknya. Kekuatan Agung di Lampura makin hari makin tergerus. Ini seiring maraknya isu dan berita negatif terkait �ketidakberesan� manajamen keuangan Pemkab Lampura sehingga menyisakan hutang kepada berbagai pihak. Akibatnya calon yang awalnya biasa-biasa saja kini muncul dan jadi penantang kuat. Yakni pasangan Zainal-Yusrizal dan Aprozi-Ice.
Begitu juga untuk Pilgub Lampung. Cagub Arinal yang mulanya mendominasi dalam perburuan parpol secara perlahan mengikis. Ini �karena kuatnya isu dan sentimen negatif adanya campur tangan perusahaan besar di Lampung yang diduga mendompleng sosok Ketua Partai Golkar Lampung tersebut.
Kini kabarnya, Arinal hanya didukung oleh Partai Golkar, PKB dan kemungkinan PAN. Ini berbeda dengan paslon lain yang awalnya sangat kecil peluangnya untuk mendapat rekomendasi parpol, namun malah justru berbalik.
Sebut saja, paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, Mustafa-Jajuli, Ridho-Bachtiar dan Herman HN-Sutono yang awalnya sempat deg-deg-an, harap-harap cemas, pucat-pasi, kini mulai bisa tersenyum lebar. Ketiga paslon ternyata juga agaknya dapat mendaftar di KPU, setempat.
�Selamat berkompetisi Cagub Lampung, Arinal, Herman HN, Mustafa dan Ridho Ficardo. Selamat bersaing sehat Syamsul-Dewi di Tanggamus. Dan Selamat berlomba meraih simpati masyarakat Lampura, Agung, Aprozi dan Zainal.
Bidak permainan pilkada baru dimulai. Siapapun pemenangnya, utamakan kepentingan masyarakat, diatas kepentingan pribadi, keluarga, kelompok atau golongan.(wassalam)