BANDAR LAMPUNG – Sejumlah alumni Universitas Lampung (Unila) mengkritik Senat Unila yang terkesan tertutup dalam seleksi Rektor. Salah satu alumni bahkan berencana melakukan class action dan melapor ke KPK RI

Dia adalah Samsul Arifin, alumni Fakultas Hukum Unila.

Samsul mempertanyakan tanggungjawab moral sejumlah senat yang punya hak suara dalam memilih Rektor

“Rasional atau tidak jika sekumpulan orang yang sama yang telah memilih Karomani sebagai rektor Unila yang ternyata tertangkap KPK diperbolehkan lagi memilih rektor Unila?” ujarnya dilansir poskotalampung.com.

Satu yang dinilainya ganjil adalah masuknya Asep Sukohar sebagai salah satu kandidat. Padahal namanya disebut oleh Karomani dalam berita acara pemeriksaan. Bahkan, Asep sudah beberapa kali dipanggil.

“Rasional atau tidak jika Asep Sukohar yang diduga melakukan perbuatan yang sama dengan Heryandi kemudian terpilih menjadi rektor Unila?” cibirnya

Samsul menilai KPK terkesan enggan menyidik Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan tersebut seperti halnya terhadap Wakil Rektor I Bidang Akademik Unila Heryandi

Samsul mengatakan, langkah-langkah hukum tersebut kemungkinan terpaksa ditempuh karena terkesan tidak adanya keseriusan dari Kemendikbud, KPK, IKA Unila, bahkan mahasiswa agar Unila memiliki rektor yang bersih

Menurut Samsul, Unila membutuhkan pemimpin yang mampu merehabilitasi lembaganya dari penyakit koruptif yang ganas, memalukan, dan merusak moral mahasiswanya

Samsul mengaku prihatin dengan IKA Unila yang tak sedikit pun menyikapi carut-marut pengelolaan Unila selama dipimpin Rektor Nonaktif Unila Prof Karomani.

“Mungkin karena wadah para alumni itu dipimpin pejabat yang juga masih aktif,” katanya

Samsul juga heran dengan senyapnya kekritisan mahasiswa dalam menyikapi masalah memalukan yang dilakukan para profesornya.

“Entahlah, diamnya mahasiswa Unila apakah karena sibuk ujian, KKN, atau karena “ditidurkan” sejak Karomani yang antidemokrasi dan kebebasan kampus itu berkuasa?” tanyanya.

Samsul Arifin berharap rasa malu dan rasa memiliki Unila masih bisa tumbuh di benak civitas akademika, mahasiswa maupun IKA Unila.

Diketahui, saat ini ada delapan kandidat rektor, yakni Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Prof Asep Sukohar; Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Murhadi, M.Si;. Dekan FEB Nairobi; Ketua Program Studi S-2 MIE Unila Dr. Marselina; Ketua LPPM Prof. Lusmeilia Afriani; Kepala UPT PKLI Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A; Dosen FH Prof. Dr. Hamzah, S.H., M.H. Wakil Rektor Bidang PKTIK Prof. Ir. Suharso, Ph.D.

Ketua Pelaksana Pilrek Unila, Prof Abdurrahman mengatakan tahap pilrek berikutnya seleksi administrasi 25 November hingga 30 November 2022. Hasil seleksi administrasi akan diserahkan ke Senat Unila oleh panitia Pilrek pada 5 Desember 2022.

Selanjutnya, Bakal Calon Rektor Unila akan menyerahkan visi, misi dan program kerja pada 7-8 Desember, sosialisasi Bakal Calon Rektor Unila 7-14 Desember, penyampaian program kerja bakal calon rektor dihadapan sivitas akademika pada 20 Desember.

Lalu penyampaian visi, misi, dan program kerja bakal calon rektor pada 22 Desember, penilaian dan penetapan tiga calon rektor oleh senat dalam rapat senat tertutup pada 22 Desember, penyampaian tiga nama calon rektor kepada Kemendikbud Ristek pada 23 Desember.

Tahap pemilihan dimulai dengan pengumuman tiga calon rektor pada 23 Desember, sosialisasi calon rektor 23-27 Desember, pemilihan calon rektor dalam rapat senat tertutup 28 Desember – 6 Januari 2023.

Kemudian, pengiriman hasil pemilihan calon rektor dilakukan satu hari setelah pemilihan dan penetapan dan pelantikan rektor terpilih oleh Kemendikbud Ristek pada Januari 2023. (hbm/pkt)