LAMPUNG SELATAN – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Lampung Peduli tak hanya ikut menyalurkan bantuan bagi keluarga terdampak banjir, tapi sekaligus menggali penyebab terjadinya bencana tersebut di dua kabupaten dan satu kota.
“Bantuan, apa lagi ala kadarnya, habis beberapa pekan saja sebagai pengantar warga kembali move on. Tapi penyebabnya harus pula dipelajari dan diperjuangkan agar musibah tak terulang lagi,” kata Koordinator JMSI Lampung Peduli Syahroni Yusuf.
Dia mengatakan hal ini saat menyalurkan sembako buat warga Desa Beringin Raya, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Jumat (4/11/2022). Di wilayah itu, ada hampir 184 KK terdampak banjir dan 2 nyawa melayang.
Didampingi Penasehat JMSI Lampung H. Darussalam, SH dan Dewan Pakar Herman Batin Mangku, Syahroni Yusuf dari Bensor.co.id ikut menyelusuri penyebab banjir besar di kawasan tersebut, Kamis (27/10/2022).
Hasilnya, ada tiga tanggul pembatas sungai dengan persawahan yang jebol, yakni Way Ketibung, Waysulan, dan Waypenangkis. Tanggul-tanggul tersebut masih berupa gundukan tanah sejak tahun ’70-an.
Lain lagi dengan penyebab banjir di Desa Padangcermin, Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran. Warga dan aparat terdampak banjir menitipkan harapan kepada JMSI di Koramil setempat, Rabu (2/11/2022).
Mereka berharap Pemkab Pesawaran dan Pemprov Lampung membuatkan tanggul serta pengerukan Sungai (Way) Ratai untuk mengatasi banjir rutin yang setahunnya bisa sampai empat kali banjir.
Menurut warga setempat, sebelum tahun 2016, ketika masih bergabung dengan Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2000-an, setelah dikeruk zaman Bupati Zulkifli Anwar tak ada banjir. Mungkin, sejak 2016, terjadi pendangkalan sungai.
“Sungai semakin melebar dan terjadi pendangkalan,” kata Kades Padangcermin Dra. Purwanti. Way Ratai dari Desa Sanggi hingga Bunut Wayratai.
“Saat air laut pasang, air melimpah dari pegunungan,” kata seorang warga. (HBM/JMSI)