BANDARLAMPUNG – Pengamat Politik dan Pembangunan Provinsi Lampung, Nizwar Affandi kembali mengkritik pertumbuhan ekonomi Lampung. Pertumbuhan Ekonomi Lampung Tahun 2021 menurutnya ada diurutan ke-25 nasional dan ke-9 di Sumatera, di bawah rata-rata nasional. Mirisnya lagi pertumbuhan Ekonomi Lampung  tahun 2022, semakin melorot. Menjadi urutan ke-29 nasional dan ke-9 di Sumatera. Lagi-lagi di bawah rata-rata nasional.

“Jelas bukan yang tertinggi sebagaimana klaim Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Bagi pihak yang meragukan validitas data ini, saya siap dikonfirmasi dan menunjukkan rujukan data yang ada guna membantah klaim Gubernur Lampung Arinal Djunaidi itu adalah tidak benar,” tegas Nizwar Affandi.

Selanjutnya luas panen, produktivitas, dan produksi padi. Lanjut Nizwar Affandi juga jelas bukan yang terbesar. Begitu juga dengan produksi beras.

“Kembali saya ingatkan kepada Gubernur Arinal Djunaidi agar lebih cermat dan hati-hati menyampaikan informasi ke publik. Apalagi jika itu menyangkut data pembangunan. Kesembronoan mengklaim hanya akan menambah buruk postur beliau di mata publik karena tentu akan semakin terkesan ingin menutupi ketidakmampuannya memimpin Lampung menjadi lebih baik. Ini sebagaimana janji yang sudah diikat dengan sumpah jabatannya 45 bulan yang lalu,” urai mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung ini.

Kesembronoan itu papar Nizwar Affandi, bisa jadi mencerminkan salah satu atau salah dua dari dua hal. Pertama Gubernur Arinal Djunaidi memang tidak sungguh-sungguh berkhidmat bekerja sehingga sekedar mengingat data-data vital tentang indikator pembangunan masih keliru.

Atau Gubernur Arinal Djunaidi memang secara sengaja memilih tidak mengemukakan data-data yang sebenarnya secara jujur kepada publik. Dan justru memilih menutupi dengan klaim lain sekalipun rujukan datanya sudah invalid dan kadaluwarsa.

Kemungkinan pertama secara sederhana bisa disebut sebagai sikap “tidak tahu masalah”. Sementara kemungkinan kedua bisa disebut sebagai sikap “tidak mau tahu masalah”. Salah satu apalagi salah duanya merupakan sikap buruk yang tidak boleh ditolerir begitu saja oleh  9,1 juta jiwa rakyat Lampung. Apalagi jika dianggap sebagai sesuatu yang lumrah.

“Kalaupun perilaku sembrono seperti ini kemudian hanya dianggap sebagai sesuatu yang sepele saja oleh para anggota DPRD Provinsi Lampung, partai politik, pers, dan kaum terpelajar, maka patut diduga virus “tidak tahu masalah” dan “tidak mau tahu masalah” memang sudah cukup akut mewabah di Lampung. Naudzubillahi min zaalik,” pungkas Nizwar Affandi.

Sebelumnya Nizwar Affandi sempat meminta kepada Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi agar tidak menyampaikan informasi yang keliru. Terutama soal masalah pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2022. Alasannya ini sangat berpotensi menyesatkan persepsi publik.

“Gubernur Arinal harus ingat sebagai pejabat publik yang telah disumpah, beliau tidak boleh menyebarluaskan informasi yang keliru dan berpotensi menyesatkan persepsi publik,” tutur Nizwar Affandi, dalam keterangan tertulisnya yang disampaikan Rabu, 8 Maret 2023.

Menurut Nizwar Affandi, soal pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2022, Lampung berada di urutan ke-29 nasional atau ke-9 di Sumatera dan berada di bawah rata-rata nasional.

Sementara soal produktifitas padi dan beras di tahun 2022, Lampung luas panen padi berada urutan ke-5, separuhnya Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berada di urutan ke-4. Produktivitas padi ini ada diurutan ke-9, di bawah rata-rata produktivitas nasional.

Jumlah produksi padi urutan ke-6 nasional dan ke-2 di Sumatera. Masih kalah dengan Sumatera Selatan (Sumsel) yang luas panennya lebih sedikit dari Lampung. Jumlah Produksi Beras juga sama. Masih di urutan ke-6 nasional dan ke-2 di Sumatera.

“Kapan saja dan di mana saja, dengan senang hati saya siap dikonfrontir untuk saling menunjukkan data yang menjadi rujukan,” tegas Nizwar Affandi.

Dilanjutkan Nizwar Affandi, Gubernur Arinal harus ingat sebagai pejabat publik yang telah disumpah, beliau tidak boleh menyebarluaskan informasi yang keliru dan berpotensi menyesatkan persepsi publik. Karenanya dia menghimbau di sisa masa jabatan yang hanya tinggal 274 hari kalender lagi, Gubernur Arinal mestinya justru berikhtiar lebih sungguh-sungguh untuk menunaikan janji yang sudah diikat oleh Sumpah Jabatan. Atau setidaknya mempersiapkan serangkaian kalimat permohonan ma’af yg tulus kepada masyarakat Lampung jika pada akhirnya tidak juga mampu memenuhi janji.

“Ikhtiar itu hanya bisa dilakukan dan dimulai dengan keberanian untuk bersikap dan berkata jujur, sekalipun secara personal tentu tidak menyenangkan dan dalam perspektif politik elektoral juga tidak menguntungkan dirinya. Tabik,” pungkas Nizwar Affandi.(red/rls)