TOKYO � Lifter kelahiran Lampung, Eko Yuli Irawan kembali mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional.
Eko Yuli kembali meraih medali perak di Olimpiade Tokyo 2020. Tampil di kelas 61 kg putra, Eko mencatat total angkatan 302 kg di Tokyo International Forum, Minggu (25/7).
Pada angkatan snatch, Eko Yuli hanya mampu mencatatkan angkatan terbaiknya 137 kg. Itu setelah dua angkatan 141 kg pada percobaan kedua dan ketiganya gagal.
Sementara di angkatan clean and jerk, Eko yang pada Sabtu (24/7) berulang tahun ke-31, membukukan angkatan terbaik 165 kg.
Sementara medali emas direbut atlet China, Li Fabin, dengan total angkatan 313 kg. Li Fabin mengangkat beban 141 kg pada angkatan snacth dan 172 kg pada angkatan clean and jerk.
Dia sekaligus memecahkan rekor Olimpiade pada angkatan clean and jerk 172 kg dan angkatan total 313 kg. Dia juga melewati rekor dunia milik Eko Yuli Irawan yang dibukukan di Asgabath November 2018.
Peraih medali perunggu diraih lifter Kazakstan Son Igor. Ia mencetak angkatan terbaik 131 kg snatch dan 163 kg untuk angkatan terbaik clean and jerk. Adapun total angkatannya dibukukan 294 kg.
Bagi Eko Yuli, perolehan medali perak di Olimpiade Tokyo Jepang ini adalah medali keempat yang pernah disumbangkannya sejak Olimpiade Beijing 2008.
Ia meraih medali perunggu di Beijing 2008 dan London empat tahun berikutnya. Eko berhasil memperbaiki warna medalinya menjadi perak di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Sebelum Eko, Indonesia sudah lebih dulu meraih medali perunggu dari lifter putri Windy Cantika Aisah di kelas 49 kg.
Eko lahir di Lampung dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bernama Saman, seorang pengayuh becak, sedangkan ibunya, Wastiah adalah seorang penjual sayur.
Takdir Eko menjadi atlet angkat besi (bahasa Inggris: weightlifter atau lifter) berawal saat ia menyaksikan sekelompok orang berlatih angkat besi di sebuah klub di daerahnya. Lama kelamaan Eko makin tertarik. Pelatih klub tersebut akhirnya mengajak Eko ikut berlatih.
Berbekal izin dari orangtuanya, Eko pun mulai mengakrabkan diri dengan barbel. Eko mulai merintis prestasinya saat tampil sebagai lifter terbaik di Kejuaraan Dunia Yunior 2007, di mana saat itu ia meraih medali emas. Sejak itu ia melanjutkan kariernya dengan gemilang. (net)