TULANGBAWANG – Konflik PT. Sugar Group Company (SGC) kembali bergolak.
Warga di tiga kecamatan berencana melakukan aksi, menduduki lahan perkebunan perusahaan produsen gula tersebut.� Itu karena perusahaan dinilai memberi harapan palsu.

Menurut koordinator aksi, Antoni, bulan lalu PT SGC menjanjikan kesepakatan solusi pada warga tiga kecamatan, yakni Menggala, Gedungmeneng, Gedungaji.

Diungkapkannya, apa yang telah dijanjikan perusahaan dan disepakati bersama ketika aksi pertama bulan lalu diingkari oleh PT SGC. Rencana pembahasan teknis tuntutan warga dengan perusahaan pada 15 Oktober 2018 ternyata tak ditepati.

“Semuanya zonk, kesepakatan tertulis pada saat usai demo semuanya bohong, PT SGC ingkar janji, bahkan sudah beberapa kali kami pertanyakan,” katanya.
Ketika aksi bulan lalu, perusahaan mengajak warga merundingkan teknis tuntutan mereka di Kota Bandarlampung, 15 Oktober 2018. Namun, hingga kini, PT SGC ingkar janji.

Kata dia, wakil masyarakat tiga kecamatan konsolidasi lagi untuk fokus menduduki lahan PT SGC. Mereka menggelar pertemuan di Menggala, Kabupaten Tulangbawang, Kamis (15/11).

Di tempat itu warga membahas lebih detail rencana aksi menduduki lahan PT Sugar Group Companies (SGC), pertengahan Desember nanti.

Andika, koordinator aksi warga, memprediksi aksi kali ini akan diikuti sekitar tujuh ribu warga untuk menduduki lahan perkebunan tebu yang diklaim warga sebagian milik masyarakat adat.

Bahkan, kata dia,warga dari Kabupaten Lampung Timur akan ikut mendukung aksi ke lapangan.

“Kami tidak akan tinggal diam selama tuntutan nasib masyarakat tiga kecamatan belum dipenuhi pihak perusahaan,� ujarnya, Kamis (15/11).

Menurut Andika, PT SGC terkesan telah melanggar hasil kesepakatan bersama saat negosiasi demo pertama tanggal 27 September lalu.

Pada aksi tersebut, massa “mengalah” untuk negosiasi disaksikan langsung oleh Kapolres Tulangbawang AKBP Raswanto Hadiwibowo, Dandim 0426 Kusfiandar, bersama perwakilan Pemkab Tulangbawang. (rmc)