BANDARLAMPUNG – Advokat Putri Maya Rumanti, S.H., M.H., mengecam adanya aksi demo tandingan yang menyoal masalah banjir di Kota Bandarlampung. Menurut Putri, sudah selayaknya aksi demo yang dilakukan oleh para mahasiswa untuk mencari solusi atas permasalahan banjir yang terjadi di Bandarlampung mendapat apresiasi. Bukan malah dicibir dengan adanya “demo tandingan†yang justru bersifat politis dengan menyatakan dukungan terhadap Walikota Bandarlampung.
“Demo tandingan yang mendukung Walikota ini sah-sah saja. Tapi sedih juga. Sebab ini merupakan kemunduran dan terkesan memalukan,†ujar Putri.
Dilanjutkan Putri, bagaimana Kota Bandarlampung mau maju, jika masyarakat mudah dibodoh-bodohi dan diadu domba. Padahal jelas, masalah banjir adalah persoalan kita semua, dimana semua masyarakat mengalami kerugian. Bahkan sampai ada yang menelan korban jiwa.
“Yang dibahas bukan masalah Walikotanya kerja atau tidak. Tapi masalah banjirnya, belum ada solusi yang benar yang dilakukan pemerintah sampai saat ini. Masyarakat menjadi trauma setiap kali turun hujan. Karena yang datang bukan berkah tapi musibah,†tegas Putri.
Untuk itu, Putri mewarning agar ada upaya serius menangani persoalan banjir ini dalam jangka panjang. Bukan hanya sekedar langkah sesaat.
“Sebab akibat banjir yang rugi adalah seluruh masyarakat. Jangan malah mau diadu domba dengan justru menggelar aksi mendukung dan berterima kasih kepada walikota. Ini sangat aneh cara berpikirnya. Sekali lagi yang diperjuangkan adik-adik mahasiswa ini harus  disupport. Semoga dengan ada demo tandingan ini tidak akan menyurutkan semangat yang dilakukan para mahasiswa,†paparnya.
Putri juga minta agar DPRD Kota Bandarlampung, jangan terkesan diam. Mereka ini digaji dari uang rakyat dan dipilih rakyat. Karenanya sudah sepatutnya mereka merespon dan berbuat yang maksimal untuk masyarakat.
“Cobalah fungsi legislatif harus benar-benar dijalankan,†tutupnya.
Seperti diketahui sejumlah pendemo kembali menggelar aksi massa menuntut langkah konkret penyelesaian banjir di depan gedung Pemkot Bandar Lampung. Tapi sayangnya, mereka tak dapat menemui Walikota Eva Dwiana.
Massa aksi sempat berusaha masuk ke halaman gedung. Namun mereka dihadang pagar besi yang dibelakangnya berdiri puluhan anggota tim Satpol PP.
“Kami datang ke sini mau bertemu wali kota. Bukan malah dihalang-halangi sama satpol pp,†kata salah satu massa aksi, Senin (28/4/2025).
Upaya masuk dengan mendorong pagar pun gagal. Pendemo kemudian memilih membubarkan diri dan akan kembali menggelar aksi esok hari.
“Kami akan terus menuntut langkah konkret penyelesaian masalah banjir di Kota Bandar Lampung,†ujarnya.
Berikut tuntutan pendemo atas penyelesaian banjir di Bandar Lampung yakni:
- Menuntut Wali Kota membuat Grand Design/Peta jalan penanganan banjir di Bandar Lampung secara holisme. Dalam pembuatan rencana tersebut, harus melibatkan para akademisi/pakar/ahli di lintas bidang seperti pakar tata kota, banjir, sosiologi, dan ekologi. Kemudian, adanya partisipasi bermakna dari masyarakat yang menjadi korban di berbagai titik kecamatan.
- Pemenuhan hak yang berkeadilan bagi seluruh korban terdampak banjir. Tidak sekedar bahan pokok, melainkan sandang dan papan yang disesuaikan. Untuk korban meninggal, santunan yang diberikan mesti meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
- Menuntut pemulihan ruang terbuka hijau dan daerah resapan. Serta menghentikan pembangunan atau rencana pembangunan yang mengeksploitasi alam. Dan juga penertiban bangunan pengusaha-pengusaha yang berada di atas aliran sungai atau drainase.
- Membenahi tata kelola sampah dari hulu ke hilir.
- Hentikan segala bentuk represi terhadap berbagai macam protes dan kritik dari masyarakat.
Menariknya di tempat lain, justru ada demo tandingan, yang menyatakan dukungan dan rasa terima kasih kepada Pemkot Bandarlampung atas penanganan banjir dan berbagai program yang telah dilakukan.(red)