BANDAR LAMPUNG – Politisi senior M. Alzier Dianis Thabranie (ADT) menanggapi sinis diskualifikasi Aries Sandi Darma Putra dalam Pilkada 2024 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa hari lalu.

Alzier menilai kasus ini memalukan dan
meminta pihak kompeten memeroses keteledoran penyelenggara Pilbup Pesawaran 2010 dan 2024 yang telah meloloskan calon bupati tanpa ijazah SMA.

Menurut Alzier, miliaran uang rakyat buat penyelenggaraan pesta demokrasi sia-sia akibat keteledoran KPU dan Bawaslu Pesawaran yang tak memastikan kebenaran Surat Keterangan Pengganti Ijazah (SKPI) Aries Sandi.

Padahal, kata dia, berbagai elemen masyarakat telah mengingatkan penyelenggara pilkada bahwa syarat mencalonkan diri jadi kepala daerah harus tamat SMA. Alih-alih didengar, penyelenggara malah terkesan melempar masalah tersebut ke pihak lain.

Belum lagi biaya kampanye yang telah dikeluarkan para paslon hingga kerugian masyarakat secara materil dan nonmateril telah meluangkan waktu selama sosialisasi hingga ikut pemungutan suara,” katanya.

Ketua Umum Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Pesawaran (P3KP)itu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilih (DKPP) juga jangan diam dengan kasus ini.

Sebagai putra Bumi Andan Jejama, dirinya dan masyarakat telah dibohongi oleh Aries Sandi Darma Putra dan keteledoran penyelenggara pemilu.

“Kami sangat kecewa ternyata selama ini saya dan masyarakat Pesawaran telah dibohongi,” kata Alzier.

“Laporkan semua yang terlibat dalam proses Pilkada 2010 dan 2024 kepada aparat penegak hukum, karena itu kan jelas-jelas pidana,” ujarnya.

“Ada apa dengan KPU Pesawaran, orang tidak tamat SMA/sederajat diloloskan berulang-ulang,” tambahnya.

Ia berharap permasalahan ini menjadi pelajaran bagi masyarakat Kabupaten Pesawaran kedepan, sehingga perjuangannya dalam memekarkan Kabupaten Pesawaran tidak sia-sia.

“Kalau bisa, himbauan saya, masyarakat Pesawaran bersatu, melek, setelah saya berjuang memekarkan Pesawaran itu yang dirasakan apa, masyarakat harus pintar, dan cerdas dalam memilih pemimpin kedepan,” katanya.

“Ini pengalaman pahit dan ambil hikmahnya,” pungkas Alzier. (Helo)