BANDARLAMPUNG � Kekhawatiran warga masyarakat Kelurahan Waydadi dan Kelurahan Waydadi Baru, Kecamatan Sukarame, Kota Bandarlampung terbukti. Baru saja hujan deras melanda, beberapa jalan utama dan halaman rumah warga sudah tergenang banjir.

Hujan sendiri mulai turun sekitar pukul 14.00 WIB. Dampaknya pun langsung terlihat. Banjir atau genangan air, langsung menimpa dan memenuhi badan jalan H. Endro Suratmin, Sentot Alibasa, Ria Cudu, Nusa Jaya, dan puluhan ruas jalan lainnya.

�Apa yang kami khawatirkan terbukti. Ini baru hujan sebentar saja sudah banjir. Bagaimana kalau hujan lebih deras dan durasinya lebih lama. Pasti rumah-rumah disini akan tergenang banjir,� keluh Tia, warga Kelurahan Waydadi, Senin, 8 Januari 2024..

Banjir sendiri tak hanya melanda Kelurahan Waydadi dan Waydadi Baru. Tapi juga menimpa Kelurahan Korprijaya dan Sukarame. Misalnya di Jalan Pulau Sebesi, yang terendam hampir sepanjang 1 kilometer. Lalu di depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandar Lampung, sepanjang jalan kampus UIN Raden Intan Lampung dan sekitarnya.

Sebelumnya tokoh masyarakat Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie ikut bersuara soal kekhawatiran warga Kelurahan Waydadi dan Kelurahan Waydadi Baru terkait adanya rasa was-was seiring datangnya musim penghujan yang mulai turun di kota Bandarlampung. Dimana warga dihantui bahaya banjir besar lantaran adanya alih fungsi di bekas lahan hutan kota. Percisnya di depan SMAN 5 Bandarlampung dan SMPN 29 Bandarlampung, yang kini telah dilakukan pengurukan tanah yang cukup tinggi diatas bangunan yang ada di sekitarnya.

�Pemprov Lampung dan Pemkot Bandarlampung harus bertanggung-jawab akibat dampak alih fungsi di bekas lahan hutan kota di depan SMAN 5 Bandarlampung serta SMPN 29 Bandarlampung dan sekitarnya yang kini telah dilakukan pengurukan tanah. Stop semuanya. Jangan sampai setelah ada bencana, baru menyesal dan mencari alasan,� tegas Alzier yang kini maju sebagai Caleg DPR RI Dapil Lampung I dari Partai Golkar dengan nomor Urut 4, Minggu 7 Januari 2024.

�Bantulah masyarakat itu. Rakyat yang resah tersebut. Itu masyarakat, rakyat kita yeww…!,� tandasnya lagi.

Alzier pun meminta Pemprov Lampung maupun Pemkot Bandarlampung tak takut, jika ada pihak-pihak atau perusahaan-perusahaan besar dibalik aksi pengurukan alih fungsi di bekas lahan hutan kota depan SMAN 5 Bandarlampung serta SMPN 29 Bandarlampung tersebut.

�Jika memang ditemukan ada kesalahan, ada proses perizinan yang belum selesai, sikat-sikat wae yewww. Negara jangan sampai kalah dengan kelompok atau perorangan,� tegas Alzier yang juga merupakan Gubernur Terpilih Lampung Tahun 2002�ini.

Seperti diberitakan warga Kelurahan�Waydadi dan Kelurahan Waydadi Baru, Kecamatan Sukarame, Kota Bandarlampung kini dihantui rasa takut adanya bahaya banjir yang bisa mengganggu aktifitas warga. Bahkan dapat menenggelamkan wilayah mereka.

�Rasa was-was ini makin menjadi setelah adanya alih fungsi di bekas lahan hutan kota. Percisnya di depan SMAN 5 Bandarlampung dan SMPN 29 Bandarlampung, yang saat ini telah dilakukan pengurukan tanah yang cukup tinggi diatas bangunan yang ada di sekitarnya,� ujar Uki, warga yang tinggal di Kelurahan Waydadi, Sabtu 6 Januari 2024.

Akibat adanya timbunan ini dikhawatirkan bisa berdampak bahaya banjir terhadap pemukiman warga. Yang puncaknya dapat menenggelamkan berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial. Mulai dari rumah warga, sarana pendidikan hingga rumah ibadah dan lainnya.

�Saat ini setiap hujan kami sangat khawatir terjadinya banjir. Karenanya saya minta aparat kelurahan dapat segera menyuarakan masalah ini ke Ibu Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana dan pimpinan DPRD Kota Bandarlampung. Biar mereka dapat turun langsung mengawasi. Agar dapat segera diambil langkah antisipasi. Termasuk mengecek semua perizinan yang ada. Jangan sampai setelah kejadian banjir besar dan lain-lain, baru ada action,� tegas Uki lagi.(red)