BANDAR LAMPUNG – Naiknya harga ayam dari harga normal menjadi 31 ribu, membuat para tukang ayam yang terdiri dari broker (penghubung), sopir kernet dan pedagang kecil menjerit.

�Saya sudah dagang ayam selama 30 tahun, tapi baru kali ini harga ayam naik luar biasa,� kata Nanot, penasehat Broker Lampung Club (BLC), sekaligus pedagang ayam di Bandarlampung di PKOR Bandar Lampung,, Kamis (13/1).

Menurut Nanot yang merupakan Sekretaris Futsal Lampung dan juga Ketua PAC PDI Perjuangan Tanjungkarang Timur, kenaikan harga ayam di tingkat broker tentunya sangat menyulitkan mereka dalam usaha, mengingat harga yang begitu tinggi yaitu 31 ribu. Makan ditingkat pedagang harga akan menjadi 35 ribu perkilo, sehingga cukup sulit untuk memasarkan atau menjual ayam di tingkat pedagang kecil.

Nanot juga mengatakan, kenaikan harga ayam di tingkat broker sudah terjadi sejak satu bulan terakhir. Dimana harga terus merambat dari harga normal menjadi 31 ribu, kemudian di tingkat pedagang kecil menjadi 35 ribu.

�Kalau harga 28 ribu kami masih bisa, tetapi saat ini harga 31 ribu tentunya kami menjerit,� lanjut Nanot.

�Hari ini kami libur dan menggelar silahturahmi dengan teman-teman broker, supir dan kernet menghilangkan kelelahan dan kejenuhan dengan harga ayam yang tinggi saat ini,� lanjut Nanot, saat ditemui di lapangan parkir PKOR Way Halim Bandarlampung, dengan para broker dan sopir serta kernet.

Sementara itu salah satu sopir bermana Erpan mengatakan, dirinya merasa sedih dengan naiknya harga ayam karena itu menyangkut nasibnya. Dia mengaku sebagai buruh harian yang mendapatkan upah harian, dari membawa mobil muatan ayam.

�Saya buruh harian Mas, dapat uang ya juga harian. Kalau harga ayam naik dan mobil saya tidak jalan, ya saya tidak dapat uang atau upah,� katanya.

�Di sini kami silahtuhrahmi kumpul bercanda dan menghilangkan kejenuhan. Makan hasil sumsuman dan tetap semangat untuk kerja hari esok,� lanjutnya. (eks)