BANDAR LAMPUNG � Semua logistik untuk pemilihan umum di TPS 19 Waykandis ternyata disimpan di rumah Ketua KPPS setempat.
Kordiv Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Bawaslu Bandar Lampung Oddy JP Marsa mengungkapkan, logistik dibawa dan disimpan di rumah KPPS pada H-1.
�Kebetulan lokasi TPS di depan rumah KPPS itu,� kata Oddy.
Namun Oddy belum bisa memastikan di mana surat suara tersebut telah tercoblos, apakah saat masih dalam perjalanan atau ketika logistik sedang dalam proses pengantaran ke TPS. Sebab, anggota KPPS berdalih tidak melakukan pencoblosan, dan mengaku sudah sesuai dengan standar operasional prosedur. �Kalau mereka ngakunya sudah seusai SOP,� kata dia.
Untuk diketahui, TPS 19 merupakan TPS yang berpolemik karena adanya surat suara DPRD Bandar Lampung yang tercoblos sebanyak 100 lembar untuk nama Sidik Efendi dari PKS. Selain itu terdapat pula 133 surat suara tercoblos atas nama Nettylia Sukri dari Caleg DPRD Provinsi Lampung partai Demokrat.
Kepada Bawaslu, Nettylia mengaku tidak kenal dengan anggota KPPS.� Namun satu caleg lainnya, yaitu Sidik mengaku kenal dengan ketua KPPS TPS 19 tersebut. Sidik mengaku kenal ketika bertemu beberapa kali di rumah ibadah.
Menurut Oddy, kedua caleg tersebut mengatakan tidak memberikan uang kepada anggota KPPS. Mereka hanya berkampanye secara umum, dengan membagikan bahan kampanye seperti mug dan lainnya. �Kalau itu (pemberian uang) mereka mengakut tidak ada,� kata dia.
Oddy menegaskan, peristiwa tercoblosnya surat suara merupakan unsur pidana sesuai Pasal 532 UU No. 17 Tahun 2017 tentang Pemilu. Ancaman hukuman maksimal adalah 4 tahun penjara dan denda maksimal Rp48 juta.
�Saat ini sedang dalam proses kajian penanganan, dan Bawaslu sedang mengumpulkan alat bukti sebelum mendaftarkannya ke Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu),� pungkasnya.(lpc)