BANDARLAMPUNG – Tokoh masyarakat Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie mengaku miris melihat perlakuan tim pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandarlampung, Yusuf-Tulus Bersatu (Yutuber) saat bersosialisasi di masyarakat. Pasalnya, saat turun kelapangan, tim cenderung melecehkan aparat setempat. Yang terbaru menimpa Camat Panjang, Bagus Harisma Bramando. Dia nyaris terjungkal masuk parit lantaran mengingatkan Tim Yutuber agar saat bersosialisasi tidak membagikan sembako dan tidak di lokasi fasilitas pemerintah.

“Saya minta Camat Panjang segera buat laporan ke Poltabes Bandarlampung, biar semua diproses secara hukum. Jangan takut, ini penghinaan kepada aparat negara. Buat juga laporan ke MENPAN, BAWASLU PUSAT, KPUD Lampung, BAWASLU Lampung, DAN Bawaslu Kota. Siapapun tidak boleh arogan dalam berkampanye atau bersosialisasi,” tegas Alzier.

Sebelumnya diberitakan meski sudah dilarang sosialisasi di Rusnawa Ketapang oleh Camat, bakal calon walikota Bandarlampung Yusuf Kohar tetap ngotot. Akibatnya, sosialisasi berakhir rusuh di Panjang, Sabtu sore (5/9).

Sebelum acara, Camat Panjang Bagus Harisma Bramando sudah mengingatkan Tim Yutuber agar sosialisasinya tidak membagikan sembako dan tidak di lokasi fasilitas pemerintah. Namun, Yusuf Kohar tetap bersikukuh sosialisasi di fasilitas milik pemkot. Dia juga mengatakan tak ada yang bisa melarang sosialisasi, termasuk pembagian sembako saat ini.

“Tak ada satu orang pun yang bisa melarang sosialisasi, termasuk membagikan sembako,” ujar Yusuf Kohar kepada warga yang didominasi ibu-ibu dan ada yang bawa balitanya.

Camat awalnya berusaha tenang mengingatkan Yusuf Kohar bahwa siapa pun bakal calon wali kota tak boleh sosialisasi di tempat fasilitas pemerintah serta membagikan sembako. “Saya sudah melarang sebelum acara kepada timnya agar tak menggunakan fasilitas negara, tapi Pak Yusuf Kohar masih saja melakukannya,” ujar Camat Bramando.

Tim Yutuber tak terima dilarang Camat Bramando. Mereka kemudian berusaha mendorongnya menjauh dari lokasi sosialisasi. Bahkan, Camat nyaris terjungkal akibat terus dirangsek agar pergi dari lokasi. Untung, anggota linmas sigap melindungi Bramando dari Tim Yutuber.

Suasana jadi kisruh. Bramando tetap bersikukuh melarang Yusuf Kohar dan timnya membagikan sembako dan sosialisasi di lokasi atau fasilitas milik pemerintah. Akhirnya, Yusuf Kohar dan Tim Yutuber meninggalkan lokasi dengan membawa spanduk sosialisasi pencalonannya.

“Saya merasa dihina sebagai camat dengan kejadian ini, mereka tidak ada izin kepada petugas Rusunawa dan stakeholder setempat tentang acara tersebut. Saya bubarkan kegiatan ini karena bnyak warga berkumpul, saya khawatir tentang Covid-19 saat ini. Kemudian tim mereka menghalangi serta melakukan dorong mendorong kepada saya, seolah-olah saya tidak di hargai, tidak ada larangan untuk sosialisasi ketika semua itu sesuai dengan aturan,” ungkap Bramando.(red/net)