BANDARLAMPUNG – Ketua Umum Lembaga Pengawasan Pembangunan Provinsi Lampung (LPPPL), M. Alzier Dianis Thabranie menyebut perbuatan Rektor Universitas Lampung (Unila), Prof Karomani yang tersandung dugaan kasus korupsi suap penerimaan mahasiswa baru (PMB) jalur mandiri telah mencoreng dunia pendidikan. Alzier mendorong, lembaga antirasuah dapat menjerat Rektor Prof Karomani bersama para pelaku lain, termasuk pejabat kampus dihukum seberat-beratnya sesuai peraturan perundangan-undangan belaku.

“Ini adalah aib di dunia pendidikan. Kalau memang fakta (Prof Karomani) terima uang, harus dihukum seberat-beratnya, kalau perlu hukum mati,” tegas Alzier.

Alzier melanjutkan, jerat hukum pada proses tindak pidana korupsi menjerat para petinggi salah satu universitas kebanggaan di Provinsi Lampung tersebut harus diungkap seterang-terangnya dan ditelusuri ke semua pihak-pihak diduga terlibat.
“Ini penting, supaya tidak ada lagi Unila-Unila lain atau korupsi lain di tingkat perguruan tinggi. Ini aib untuk dunia pendidikan kita,” imbuhnya.

Menurut dia, Karomani dikenal sebagai sosok akademisi bergelar profesor dan memimpin universitas nomor wahid di Lampung telah menorehkan tinta hitam pada dunia pendidikan Provinsi Lampung.
“Uang yang diambil melalui proses pendidikan, mau jadi apa kita seperti ini. Beri bui semaksimal mungkin,” lanjut dia.

Sebagai politisi sekaligus tokoh Provinsi Lampung, Alzier mengaku sudah tak terkejut mendengar Prof Karomani dan kawan-kawan tersandung kasus korupsi. Pasalnya, ia pribadi telah mendengar desas-desus kabar negatif rektor periode 2020-2024 tersebut dalam memimpin Unila.
“Orangnya baik, menurut pandangan sekilas. Cuma ini orang suka Pungli, Rampung Lali maksudnya. Jadi kalau minta tolong dan sudah ditolong lupa, termasuk pungli arti sebenarnya,” kata pria kelahiran 8 November 1957 tersebut.

Terkait penilaian selama 2 tahun kepemimpinan Prof Karomani, Alzier juga menegaskan, kampus nomor satu di Provinsi Lampung tersebut dapat dikatakan tidak dapat memiliki perkembangan pesat. Menurutnya, perkembangan tersebut selama ini diduga akibat terhalang oleh aksi-aksi pungutan liar (pungli) merajalela. Namun dibalut dengan dalih akademis hingga terlihat wajar.
“Ini tidak seperti zaman Pak Sugeng, itu saya akui sangat bagus kepemimpinannya dan memiliki integritas tinggi. Orangnya tidak memikirkan uang dan jiwa kemanusiaannya besar,” tandas dia.

Alzier pun menyebut Prof Karomani �kualat�.
�Sesuai dengan amal dan ibadahnya selama ini, Prof.Dr. Aom Karomani M,Si , tidak jujur dan munafik. Akibatnya kualat. Suka mempersulit jalan orang lain. Ternyata ini hasilnya. Dia juga kualat dengan keluarga almarhum Dr. Budi Koestoro, tidak ada attensi padahal pendukung utamanya adalah Budi Koestoro, sebelum Karomani terpilih jadi Rektor Unila. Ini namanya PUNGLI (RAMPUNG LALI),� tutupnya.(red/net)