JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyebut staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga ikut terjaring OTT bersama komisioner KPU Wahyu Setiawan dan pihak lain dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Miris saya mendengar kabar OTT komisioner KPU bersama Caleg Partai suara terbesar Pemilu. Lebih miris lagi kabarya bersama dua staf Sekjen Partai tersebut. Sistemik?” cuit Andi Arief Kamis (9/1/2020). Cuitan Andi Arief ini disalin apa adanya seperti yang dia bagikan kepada wartawan.
Diketahui, Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan ditangkap Rabu (8/1/2020). Setelah penangkapan Wahyu, rombongan pejabat KPU berangkat ke KPK untuk memastikan kabar tersebut. Konfirmasi dilakukan komisioner KPU kepada Wakil Ketua KPK Alexander Marwata yang didampingi Jubir KPK Ali Fikri dan Kabiro Humas KPK Febri Diansyah.
Dari informasi KPK kemarin malam, total ada empat orang yang diperiksa intensif. Andi Arief menyebut dua orang di antaranya adalah staf Hasto Kristiyanto.
“Jika benar ada dua staf sekjend Hasto Kristiyanto dengan inisial S dan D juga ikut OTT KPK bersama caleg Partai tersebut, maka apa arti sebuah tangisan?” sambung Andi Arief.
Dimintai konfirmasi mengenai cuitannya, Andi Arief menyebut apa yang ditulisnya hanyalah berdasarkan info yang dia terima. Dia masih menunggu konfirmasi resmi KPK.
“Kabarnya yang sampai ke saya gitu. Satu caleg, dua orang staf. Kita tunggu,” ucap Andi Arief.
Sementara Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengaku belum tahu sama sekali perihal informasi lanjutan OTT Wahyu Setiawan. Terkait cuitan Andi Arief, Djarot memilih menyerahkan sepenuhnya kasus OTT Wahyu Setiawan kepada penegak hukum.
“Ya serahin saja kepada aparat penegak hukum. Ya, to. Belum jelas juga kita ya, kita belum tahu,” kata Djarot.
Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menyatakan hal serupa dengan Djarot, yakni belum tahu lebih detail soal informasi dua staf Hasto Kristiyanto ikut terjaring OTT KPK seperti yang dicuitkan Andi Arief. Hendrawan, yang kini tidak duduk di jajaran DPP, mengaku ketinggalan informasi.
“Saya sedang mencermati dan memvalidasi info Anda. Sejak 8 Agustus 2019, saya tidak duduk lagi di DPP, sehingga sering ketinggalan dalam koleksi dan akuisisi informasi,” katanya. (dtc)