BANDARLAMPUNG � Mantan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie, angkat suara. Ini menyikapi suara miring dan �nyinyiran� terkait majunya Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai caketum Golkar dalam munas mendatang.
�Harus diakui Bamsoet saat ini kader terbaik Golkar. Dia mampu menjadi Ketua DPR-RI. Bahkan kini dipercaya sebagai Ketua MPR-RI. Jadi dengan memimpin Golkar, sudah dipastikan dirinya bisa mempersatukan semua potensi yang ada sehingga kedepan Partai Golkar akan maju dan berjaya di kancah perpolitikan baik ditingkat daerah, nasional maupun internasional,� tegas Alzier.
Tidak dengan saat Partai Golkar dipimpin Airlangga Hartarto. Dimana di Pileg, April lalu perolehan suara Golkar terpuruk diposisi tiga. Dibawah perolehan suara PDI-Perjuangan dan Partai Gerindra.
�Jadi apa prestasi Airlangga Hartarto yang membanggakan hingga didorong maju lagi di munas dan melanjutkan kepemimpinan masa bakti 2019-2024. Harusnya yang bersangkutan dan tim suksesnya mengukur diri. Belum lagi masih ada persoalan hukum yang �membayangi��Airlangga di kasus dugaan suap proyek pembangunan�PLTU Riau pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Termasuk juga tentang janji bantuan saksi baik di Pilkada maupun Pileg yang tidak ditepati. Jangan sampai persoalan ini malah menjadi beban dan merusak citra partai sehingga membuat perolehan suara partai terpuruk,� lanjut Alzier.
Terkait �nyinyiran� Wasekjen�Golkar�Dave Laksono yang menyatakan bahwa Bamsoet, komitmennya tak bisa dipegang jika tetap maju sebagai caketum Golkar, Alzier minta agar putra politisi Golkar Agung Laksono itu, untuk berkaca sejarah partai golkar dari orang lain.
�Jangan belajar partai golkar dari orangtuanya, karena sejarahnya terlalu panjang jika bicara tentang pengkhianatan. Jadi jangan terlalu banyak komentarlah. Ngerti apa Dave itu. Dia harus bercermin sama orang lain jika bicara partai golkar. Jangan berkaca sama Agung Laksono, orangtuanya. Sudah terlalu banyak masalah,� tandas Alzier.
Seperti kasus Munas Ancol yang membuat Partai Golkar terpecah dan �mengkhianati� kepemimpinan Aburizal Bakrie. Lalu sebelumnya di Munas Bali 2004. Dimana Akbar Tanjung dikhianati. Padahal Akbar Tanjung yang menunjuk Agung sebagai Ketua DPR-RI periode 2004-2009.
�Mengapa saya tahu ini semua, karena sayalah yang berjuang menjadikan Agung Laksono sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) pasca terpilih Jusuf Kalla sebagai Ketum Golkar. Saksinya ada, yakni Pak Cicip (Sharif Cicip Sutarjo,red). Lalu Bambang Yoga Sugama dan Yuddi Chrisnandi.
Jadi udalah, ngerti apa Dave itu. Suruh belajar yang banyak soal politik lagi. Kalo bicara mentah, tak usalah. Kampungan. Jadi jangan bicara soal Bamsoet. Lagian andil apa yang telah diberikan di Golkar. Di AMPI saja tak berhasil,� pungkas Alzier.
Seperti diberitakan Bamsoet mengakui merasa tak memiliki komitmen dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto untuk tak lagi mencalonkan diri sebagai Ketum Golkar di Munas. Wakorbid Pratama Partai Golkar justru mempertanyakan komitmen apa yang dimaksud.
�Komitmen apaan, tanya sama dia dong komitmen apa. Dalam politik tidak ada (hitam di atas putih), dan di Partai Golkar itu adalah panggilan tugas, dalam unsur partai itu panggilan tugas. Jadi tanya sama yang menyatakan komitmen itu, komitmen di mana. Bahwa saya cooling down kemarin, kemudian juga menjaga suasana politik tetap kondusif sampai pelantikan Presiden,� kata Bamsoet.
Menurut Bamsoet, dia memang berniat maju sebagai caketum Golkar karena sudah mendeklarasikan diri. Namun, untuk kepastian, Bamsoet mengaku masih menunggu kepastian jadwal Munas. �Kalau niat sudah declare beberapa waktu lalu. Kan saya cooling down sampai pelantikan Presiden selesai. Pertanyaan temen-temen kan nanti apakah akan maju atau tidak, ya jadwal Munasnya belum, gimana?� ujarnya.
Bamsoet juga tak ambil pusing dengan tudingan �mengkhianati komitmen� dari kubu Airlangga. Menurutnya, dalam politik tidak ada pengkhianatan. �Emang pacaran pakai pengkhianatan? Ha-ha-ha� ini kan saya tidak sedang bercinta, tapi sedang berpolitik, masa ada pengkhianat-pengkhianatan?� canda Bamsoet.
Bamsoet mengaku sudah mengantongi dukungan dari kader-kader Golkar di daerah. Namun, sekali lagi, Bamsoet menegaskan belum mengambil keputusan karena jadwal Munas Golkar belum jelas. Bamsoet percaya pemilihan Ketum Golkar tak akan aklamasi. Dia menegaskan akan mendukung siapa saja yang akan menuju Golkar-1, termasuk Airlangga.
�Kalaupun saya tidak maju, saya yakin dan saya percaya yang lain akan maju. Karena dalam tradisi Golkar itu tidak ada yang aklamasi. Saya akan mendukung semuanya yang berniat maju. Termasuk dan mendukung Airlangga juga. Saya pernah ngomong saya mendukung Airlangga maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar,� ungkap Bamsoet.
�Ini harus dibaca, saya mendukung Airlangga dan mendukung siapapun yang maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan berkompetisi dengan sehat agar demokrasi di Partai Golkar yang sampai hari ini menjadi contoh untuk partai-partai tetap dijaga. Tidak ada aklamasi,� sebutnya. (red/net)