BANDARLAMPUNG � Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Pesawaran, Achmad Rico Julian, S.H., M.H., membantah telah melakukan penganiayaan dan pengancaman memakai senpi terhadap empat laki-laki dan satu wanita di dekat rumahnya.

“Jelas ini pencemaran nama baik, dan sudah saya laporkan. Kita tunggu itikad baik mereka, damai itu lebih indah. Namun kalau dari pihak mereka tak mau damai, ya sudah kita ikuti jalur hukum. Ada itu, tindakan percobaan pencurian,� tegas Achmad Rico Julian saat menggelar konferensi pers di Kantor Law Office Advocate and Legal Consultan, Jalan Tirtayasa, Kecamatan Sukabumi, Bandarlampung, Senin (18/9).

Dipaparkan Achmad Rico Julian, ada beberapa keanehan yang terjadi saat keributan antara dia dengan empat pemuda dan satu pemudi di depan rumahnya, Minggu dini hari (17/9/2023), pukul 02.00 WIB. Diantaranya mereka beralasan lagi main bowling pakai batu di depan rumah Rico. Ini jelas aneh main bowling dini hari di depan rumah orang.

Lalu pemuda kedua mengatakan hendak mengambil kelapa karena haus, padahal di dalam mobil ada wanita yang mengaku tetangga sebelah rumah, jadi tinggal pulang mengambil makan dan minum.

Selanjutnya saat ditanya dimana pedang atau parangnya, sang pemuda bilang tidak ada dan mengaku buka kelapa pakai gigi dan pohonnya juga ada di halaman rumah Rico.

Terus para pemuda melarang Rico dan warga menggeledah mobil untuk mencari parang yang terlihat via CCTV. Serta pemuda ketiga mengatakan lagi menagih hutang.

“Kan gak masuk akal, ada perempuan, laki-laki jam 2 malam di depan rumah orang, bawa parang, mau main bowling,� kata Achmad Rico Julian.

Karenanya Rico pun mengaku terpaksa melakukan tindakan, semata hanya untuk melindungi orangtuanya yang lagi sakit dan balitanya terhadap sejumlah pemuda yang melakukan aktivitas mencurigakan bawa parang di depan rumahnya dini hari. Kebetulan saat itu istrinya sedang ada diluar kota.

�Jadi tujuan tindakan saya semata untuk membela diri. Bagaimana jika rekan-rekan media kalau rumahnya didatangi seperti itu. Dan saya ada buktinya jika saya sudah menelpon tetangga, tapi belum ada respon,� tuturnya lagi.

Setelah sempat terjadi keributan. Malam itu juga para pemuda yang diserahkan warga ke pihak kepolisian.

�Tapi akhirnya mereka boleh pulang atas seizin saya. Saya sendiri tak menyangka kasus ini bakal viral. Lalu saya dibilang melakukan penganiayaan, dalam keadaan mabuk, senpi ilegal, dan arogan. Ini jelas fitnah,” ujarnya.(red)