BANDARLAMPUNG – Politisi yang juga penggiat olahraga, H. Abdullah Fadri Auli (AFA) mengungkapkan 3 (tiga) alasan mengapa dirinya mendukung H. Faisol Djausal sebagai Ketua Umum (Ketum) KONI Lampung masa bakti 2025-2029 dalam musorprovlub mendatang.

Pertama Faisol Djausal adalah Ketua Cabang Olahraga IPSI di Provinsi Lampung dan beliau memang orang atau aktifis olahraga. Kedua, Faisol Djausal adalah seorang pengusaha yang sukses. Sebagai seorang aktifis olahraga yang juga pengusaha yang sukses, dia tahu betul kalau mengurus olahraga itu butuh pengorbanan.

Dan yang ketiga karena Faisol Djausal adalah ayah dari Rahmat Mirzani Djausal yang notabene Gubernur Lampung. Tentunya beliau pasti mau kalau olahraga di Lampung maju dan berprestasi, baik secara nasional maupun internasional. Dengan majunya olahraga di Lampung, maka secara otomatis akan mengangkat nama baik Gubernur. Sehingga konsistensi ini yang akan dijaga betul oleh Faisol Djausal, kalau dia yang dipercaya sebagai Ketua Umum KONI Lampung.

“Selain itu, mengenai soal anggaran juga akan diperjuangkan dengan baik. Sebab beliau juga seorang pengusaha yang aksesnya baik secara nasional. Inilah yang menjadi dasar saya mendukungnya. Jadi bukan asal sebut tanpa dasar,” ungkap Abdullah Fadri Auli, Kamis, 1 Mei 2025.

Sebelumnya tokoh masyarakat Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie, berharap Budhi Darmawan sebagai Pejabat Pelaksana Tugas (PLT) Ketum KONI Lampung, dapat segera mempersiapkan dan melaksanakan Musorprovlub. Harapannya agar segera terpilih Ketum KONI Lampung definif masa bakti 2025-2029. Sehingga semua program-program KONI, mulai dari melakukan pembinaan prestasi olahraga hingga mengirimkan atlit-atlit guna mengikuti event-event nasional maupun internasional dapat terlaksana maksimal, sesuai hasil dan target dihendak dicapai.

“Untuk itu, sangat perlu Musprovlub KONI Lampung dipercepat. Ya, bisa bulan Mei, Juni atau Juli 2025. Intinya makin cepat makin baik,” tutur M. Alzier, Senin, 28 April 2025.

Pada kesempatan ini, Alzier pun menegaskan komitmennya mendukung H. Faisol Djausal, sebagai Ketum KONI Lampung Periode 2025-2030.

“Pertimbangan semata demi kemajuan dunia olahraga di Lampung. Tak ada hubungannya karena ini ayahnya gubernur Lampung, atau karena saya ingin proyek dan lain-lain. Saya dan abangda Faisol Djausal sudah 40 tahun lebih berkawan. Saya tahu percis karakternya,” tegas Alzier.

Dilanjutkan Alzier, sudah sepatutnya kedepan KONI Lampung dipimpin seseorang yang benar-benar aktif dan mencintai dunia olahraga. Tak hanya itu, sosok yang dibutuhkan adalah orang yang royal dan rela berkorban demi kemajuan olahraga di Lampung. Bentuk pengorbanan ini mencakup berkorban waktu, tenaga, pikiran, hingga uang atau harta benda. Dan sosok yang tepat yakni H. Faisol Djausal.

“Beliau sangat sehat. Aktif dunia olahraga. Tak ada organisasi yang kinerjanya “macet” ketika dipegangnya. Ini karena orangnya royal dan relasinya luas. Saya yakin olahraga Lampung maju dan berprestasi tak hanya dikancah nasional, tapi hingga mancanegara, didunia internasional, jika KONI dipimpin olehnya,” cetus Alzier.

Menurut, selama ini KONI Lampung dipimpin oleh “orang orang” yang cenderung membebani dan hanya mengandalkan APBD Lampung dalam menjalankan roda organisasi. Ini dapat dilihat saat KONI dipimpin era Ridho Ficardo, Yusuf Barusman hingga Arinal Djunaidi. Akibatnya sangat rentan berurusan dengan aparat penegak hukum (APH) mulai dari kepolisian, kejaksaan hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bahkan yang paling parah terjadi di era Yusuf Barusman. KONI Lampung sempat diterpa kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Anggaran Dana Hibah oleh KONI dan Cabang Olahraga Lampung TA 2020 hingga merugikan keuangan Negara bernilai miliaran rupiah. Dikasus ini, Kejati Lampung telah menetapkan dua tersangka yakni Dr. Frans Nurseto Subekti, M.Psi dan Dr. Agus Nompitu, S.E. M.T.P. Sementara beberapa pihak yang diduga terlibat, termasuk mantan Ketua Umum KONI Lampung, Prof. Dr. Ir. M. Yusuf Barusman, M.B.A., Sekretaris Umum Drs. H. Subeno., Bendahara Umum Ir. Lilyana Ali, serta pengurus KONI Lampung seperti Berry Salatar, hingga kini belum tersentuh.

“Ini jelas-jelas sangat memalukan. Kasus ini pun hingga kini masih menggantung dan belum tuntas penanganannya di Kejati Lampung,” urai Alzier.

Karenanya agar kasus serupa tidak terjadi lagi, dirinya berharap KONI Lampung dapat dipimpin tokoh seperti H. Faisol Djausal.

Mengapa ? “Karena sekali lagi jaringannya luas. Ini sangat penting. Nantinya beliau bisa meminta partisipasi berbagai pihak membantu kemajuan dunia olahraga di Lampung. Jadi bukan karena mengandalkan APBD atau karena putranya adalah seorang gubernur. Inilah yang harus dipahami semua pihak. Jadi sudahlah. Saran saya pilihlah, Ketum KONI Lampung yang bagus. Tak dobel-dobel jabatan. Yang bisa focus bekerja membawa prestasi atlit Lampung lebih “mendunia”. Jangan malah memilih para pensiunan atau orang-orang yang justru tidak mengerti dunia olahraga dan bakal jadi beban APBD Lampung. Belajarlah dari pengalaman,” pungkas Alzier kembali. (red)