BANDARLAMPUNG � Jika tak ada halangan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Lampung akan gelar Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) 7 Agustus mendatang. Tempatnya �di Gedung Pusiban Kantor Gubernur Lampung. Kepastian ini ditegaskan Wakil Ketua I Bidang Pembinaan Prestasi, Hannibal.
Menurut Hannibal, kesepakatan 7 Agustus sebagai waktu pelaksanaan Musorprov diambil peserta rapat persiapan yang berlangsung 18 Juli 2019. Rapat dihadiri 90 persen pengurus KONI Lampung. Misalnya Wakil Ketua Umum II M. Alzier Dianis Thabranie, Wakil Ketua Umum VI H. Abdullah Fadri Auli, Sekretaris Umum Margono Tarmudji, Wakil Sekretaris Subeno serta pengurus KONI lainnya.
�Pelaksanaan Musorprov disepakati 7 Agustus 2019 di Gedung Pusiban. Kami sudah konfirmasi ke Bapak Gubernur, beliau akan datang. Untuk panitia juga siap melaksanakannya,� kata Hannibal.
Guna menunjang pelaksanaan Musorprov, KONI sudah membentuk Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) untuk Calon Ketua Umum KONI Lampung masa bhakti 2019-2013. Nantinya ada 73 suara dari anggota KONI yang sah dan ada beberapa cabang olahraga yang hanya peserta peninjau.
Dari ke-73 pemilik suara itu adalah 15 KONI Kabupaten/Kota, 52 Cabang Olahraga Prestasi dan 6 Cabang Olahraga Fungsional. Sedangkan untuk calon ketua umum, baik dari cabang olahraga maupun pengurus KONI yang lama, bila ingin mencalonkan diri harus mengantongi 20 persen suara dukungan atau dicalonkan oleh 20 persen pemilik suara yaitu anggota dari KONI Provinsi. Ini sesuai hasil Rapat Kerja/Anggota Tahunan (RAT) KONI Lampung di Hotel Nusantara 12 Juli 2019 lalu.
Selain itu dalam rapat juga diputuskan bagi calon Ketum KONI Lampung harus siap bekerja untuk KONI sepenuh waktu, harus menjamin tersedianya gedung/kantor KONI, serta berkomitmen membantu perlindungan hukum terhadap anggota/pengurus KONI. Selanjutnya bersedia mengalokasikan dana bantuan bagi KONI Kabupaten/Kota dari dana hibah KONI Provinsi.
Disisi lain, Wakil Ketua Umum II, M. Alzier Dianis Thabranie menegaskan tak ambisi menjadi Ketum KONI Lampung. �Saya tak ada ambisi jadi ketua KONI, sedangkan saya baru beberapa bulan di KONI,� ucapnya.
Paling penting, lanjut Alzier, sosok pemimpin KONI ke depan mampu menjalankan tanggungjawab mengurus cabang olahraga (Cabor). �Saya kira, teman-teman cabang olahraga harus mulai berfikir realistis memilih ketua KONI ke depan,� kata dia.
�Saya pesen aja, teman-teman cabor harus jeli memilih sosok pimpinan KONI Lampung. Saya dengar pak Gubernur sudah memberikan sinyal orang kepercayaannya. Tapi ya silahkan teman-teman memilihnya atau ada calon lain,� tandasnya.
Jadi, lanjut Alzier, ia mempersilahkan para pengurus cabor menentukan calon yang menurutnya sreg. Mampu mengakomodir keperluan dan kebutuhan cabkr dan bisa bersinergi.
�Saya kira setiap cabang olahraga memerlukan dana pembinaan yang cukup besar. Idealnya kemungkin antara Rp150 sampai Rp200 juta setahun. Baru olahraga bisa jalan pembinaannya. Ini yang juga harus dipikirkan Ketua KONI ke depan. Maka carilah calon ketua terbaik agar KONI maju,� kata Alzier.
Dia pun berpesan agar wakil para cabor jangan memilih �kepiting batu� sebagai pengganti Ketum KONI Lampung Ridho Ficardo. �Jangan memilih kepiting batu, matanya merah, jika dipegang menjepit, dimakan beracun,� kelakarnya.
Dia sendiri mengaku tak ambisi jadi pengganti Ridho Ficardo yang berakhir masa jabatannya Agustus nanti.�Alzier juga menyelipkan pesan agar KONI Lampung memiliki kantor sendiri yang lebih baik dan bisa mengakomodir seluruh cabor.(net/red)