PESAWARAN – Bupati Pesawaran Dendi Romadhona dan Kapolres AKBP Syaiful Wahyudi berharap masyarakat terus meningkatkan pemahaman tentang bahaya ajaran radikalisme. Harapan itu diungkapkan Dendi usai menonton bareng film 22 Menit di Studio 21 Mall Center Plaza Bandar Lampung, Senin (23/7) sore.
enurutnya, Film 22 Menit ini merupakan kekejaman teroris terhadap manusia. Sebab mereka tidak �lagi mengenal korban, baik orang tua maupun anak-anak yang tidak bersalah.
�Setelah menyaksikan film tersebut, mengingatkan kita semua soal kekejaman teroris saat itu yang meledakkan bom dua kali dan banyak jatuh korban pada orang-orang yang tidak berdosa dan tidak tahu apa-apa,� ungkap Dendi.
Dari itu, Dendi meminta pihak kepolisian agar selalu menjaga masyarakat agar tetap tenang dan cemas.
�Kami salut dan mengapresiasi kepada Polri yang dengan sigap menetralisir situasi saat itu. Hanya 22 Menit, kepolisian bisa menindak pelaku dan membebaskan para sandera. Untuk itu, kita meminta kepada kepolisian untuk terus meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat �Pesawaran. Dan, kami masyarakat bersama dengan Polri tidak takut dengan teroris,” katanya.
Sementara, Kapolres Pesawaran AKBP Syaiful Wahyudi mengatakan, Polri butuh adanya sinergitas antara masyarakat bersama kepolisian untuk meminimalisir masuknya paham radikalisme atau teroris.
“Polri bersama masyarakat harus terus bersinergi guna mencegah masuknya paham radikalisme. Sensitifitas terhadap lingkungan akan hal-hal yang dianggap membahayakan juga harus lebih ditingkatkan. Kepada masyarakat, mana kala melihat perilaku atau kegiatan orang maupun sekelompok orang yang mencurigakan segera melapor atau menginformasikan ke kantor polisi terdekat atau pada Bhabinktibmas dilingkungannya,� bebernya.
Selain itu dia juga mengakui, jajaran kepolisian Polres Pesawaran pernah menangkap terduga teroris.
�Memang, beberapa waktu lalu pernah dilakukan penggrebekan terhadap terduga teroris di Padang Cermin dan Desa Negeri Sakti. Untuk itu, Polri bersama masyarakat terus mengeliminir masuknya paham radikalisme dengan berbagai upaya. Seperti peningkatan kewaspadaan dengan melakukan patroli dialogis dan pendekatan Bhabinkamtibmas serta penyuluhan-penyuluhan tentang bahaya paham radikalisme,� terang dia.
Lanjut dia, dikeluarkan Ffilm 22 Menit tersebut, diharapkan dapat membuat masyarakat berpikir positif.
�Kita berharap dengan pemutaran film ini bisa menimbulkan keberanian masyarakat untuk tidak takut dengan teroris. Polri bersama masyarakat terus bergerak memerangi teroris dengan berbagai upaya,� tegasnya. (don)