PANARAGAN – Koordinator TKSK Kabupaten Tulangbawang Barat Lampung Zainal Arifin SE beserta rekannya Mely Kristina S.Sos dan Handayani S.Pd melakukan Assesment ke warga yang sakit kerusakan katup jantung.

Kunjungan tersebut di lakukan pada Kamis (21/9/2023) dirumahnya yang beralamat di Kelurahan Panaragan Jaya, Kec Tulangbawang Tengah Kab.Tulangbawang Barat.

“Saya mengetahui anak yang sakit tersebut ketika dihubungi orang tua anak tersebut dan juga dari kawan-kawan media. Oleh sebab itu saya langung melakukan kunjungan atau asesment beserta kawan kawan saya sesama TKSK,” kata Zainal Arifin.

Zainal mengatakan, berdasarkan hasil kunjungannya dia memperoleh data sebagai berikut :
Nama Ayah : Dulhalim
Usia : 11-10-1970
NIK : 1812011110700002
No. KK : 1812010905120043
Nama anak yang sakit Selgia Amida
usia : 13 tahun.
Alamat : panaragan jaya Rt.003 Rw 003
Desa: Panaragan jaya
Kecamatan: Tulang bawang tengah
Kota: Tulang bawang barat
Provinsi : Lampung
Pekerjaan : wiraswasta
Status kepemilikan rumah : rumah warisan/ belum pernah dapat bansos hanya pernah dapat bantuan covid.

Sebagaimana pernah diberitakan media online beberapa waktu yang lalu di antaranya media (be1lampung.com) bahwa seorang bocah bernama Selgia Amida (13), warga Kelurahan Panaragan Jaya RT 003 RW 003, mengalami sakit parah l.

Anak dari pasangan bapak Dul Halim (53) dan ibu Rohmah (52) itu, telah mengalami gangguan pada organ jantungnya sejak usia 11 tahun yang menyebabkan dirinya harus di rawat dan rutin kontrol ke Rumah Sakit.

“Anak kami ini sudah melakukan operasi katup jantung di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Namun, sampai saat ini setiap bulan tetap harus rutin kontrol di Rumah Sakit Harapan Bunda Lampung Tengah, dan 3 bulan sekali di Jakarta,” kata Dul Halim, orang tua Selgia, kepada media, Selasa (19/09/2023).

Lanjut dia, pihaknya sangat mengharapkan adanya bantuan dari para donatur terutama perhatian dari pemerintah setempat, mengingat biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan anaknya cukup besar.

“Kami ini masyarakat yang memiliki ekonomi menengah kebawah mas, jujur kami sangat kesulitan dan sangat berharap bantuan untuk meringankan biaya pengobatan anak kami. Mengingat setiap bulan harus kontrol dan dirawat, bahkan 3 bulan sekali kami harus kembali ke Jakarta di RS Harapan Kita, dan itu perlu biaya yang tidak sedikit meski sudah dibantu oleh BPJS Kesehatan,” imbuhnya.**( Za )