TANGGAMUS- Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna H. Laoly berikan kuliah umum kepada seluruh petugas Lapas Kelas IIB Kota Agung, Tanggamus melalui sambungan telekonferensi, Senin (01/04/2019).

Kegiatan telekonferensi digelar di Gedung Graha Seni Lapas Kota Agung, dimulai sekitar pukul 08.30 Wib. Sementara itu, kegiatan telekonferensi di Jakarta terpusat di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum dan HAM Gandul Cinere Depok Jawa Barat.

Kepala Lapas Kelas II B Kota Agung Sohibur Rachman mengatakan, kegiatan kuliah umum yang diselenggarakan serentak se indonesia ini, dalam rangka penguatan dan penanaman nilai-nilai kebangsaan.

Saat telekonferensi di jakarta diihadiri langsung oleh para pejabat dilingkungan Kemenkumham RI diantaranya 4 orang pimpinan tinggi madya. Kemudian 10 orang Staf Ahli, Staf Khusus dan Penasehat Menteri, dan 7 orang Pimpinan Tinggi Pratama.

Selain itu hadir juga pegawai BPSDM, Peserta Diklat PIM III, Peserta Diklat Perancang Undang-undang, Peserta Diklat PK Bapas,� Peserta Arsiparis, Peserta Diksar CPNS, Mahasiswa dan Dosen STIHLitigasi. Tampak juga taruna tarunin Poltekip maupun Poltekim turut mengikuti kegiatan ini.

“Total sebanyak 2.400 peserta termasuk peserta telekonfensi dari 11 Unit Utama, 33 Kantor Wilayah dan 921 Unit Pelaksana Teknis yang mengikuti perkuliahan tampak khidmat menyimak materi,” kata Sohibur Rachman.

Sohibur menerangkan, bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan sisi positif dari berbagai perbedaan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.

“Juga guna meningkatkan serta menumbuhkan semangat dan moralitas pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Diketahui, dalam pembukaan kuliahnya, Yasonna mengutip pernyataan Presiden Soekarno bahwa Indonesia bukan milik suatu golongan. Bukan juga milik agama, suku, maupun suatu adat istiadat tertentu, akan tetapi milik semuanya dari sabang sampai merauke.

Walaupun dengan segala latar belakang perbedaan yang ada, diharapkan kita semua menyadari bahwa bangsa Indonesia bisa ada saat ini karena perjuangan dan kemauan kuat untuk bersatu dari para pendahulu.

“Oleh karenanya, berbagai macam tantangan internal dan eksternal yang bisa menyebabkan disintegrasi bangsa. Harus dihadapi bersama dengan jiwa gotong royong, tepo seliro serta musyawarah untuk mufakat,” katanya.

Yasonna juga meminta untuk� seluruh elemen pemuda lingkungan Kemenkumham agar menjadi pelopor persatuan dan kesatuan bangsa.

“Harus menjaga dan merawat kebhinekaan atas dasar prinsip tolenransi agar tumbuh sikap saling menghargai. Juga saling menghormati adanya perbedaan-perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya. (Ahmad/Heri)