METRO – Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Indinesia Kota Metro dr H. Wahdi, Sdj, SpOG. membuka gelaran Rapat Kerja (Raker) dan dialog interaktif di Ballroom Hotel Grand Skuntum, Selasa (26/3/2019).
Dalam Raker dan dialog interaktif dengan tema “Konsolidasi dan Penguatan Peran Kahmi dalam Pembangunan Kota Metro” tersebut dihadiri tiga pembicara, diantaranya Walikota Metro Achamd Pairin yang diwakili Assisten 2 Pemkot Metro Prayitno, Dosen IAIN Jurai Siwo Metro, DR. H. Suhairi dan Dosen Universitas Muhammadiyah Metro, DR. H. Bambang Suhada.
Ketua KAHMI Kota Metro dr H. Wahdi, Sdj, SpOG. dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan program KAHMI Metro.
“Sebagai pengemban misi lanjutan dari HMI dengan komitmen bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur atas ridho sang pencipta. Maka sebagai oraganisasi yang bernafas Islam, ajaran Islam menjadi sumber inspirasi atau source of ideology, dalam kebijakan organisasi dan menjiwai untuk setiap anggotanya untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara sebagai jalan amanah dan ibadah,” ujarnya.
Menurutnya, dalam menghadapi problematika keumatan dan ke Indonesiaan yang semakin kompleks serta kondisi yang eksisiting yang mengemuka. Maka KAHMI Kota Metro dituntut merumuskan kebijakan keorganisasian dengan arah dan target yang realistis.
“Revitalisasi peran kekinian KAHMI Kota Metro dihadapi pada situasi dimana manfaat pembangunan belum menyentuh palung hati permasalah dasar yang dihadapi masyarakat. Wajah pembangunan yang hadir masih cenderung penampakan konservatisme, elitis bahwa keterasingan bagi masyarakat, yang pada akhirnya akan bermuara pada lemahnya pembentukan tanggungjawab bersama, rendanya rasa memiliki atau sense of belonging dan bersikap acuh tak acuh,” bebernya.
Diri nya juga menyebut bahwa, KAHMI sebagai organisasi dengan basis pengetahuan atau knowledge based dan bergelut dalam upaya merespon permasalahan sosial yang berkembang, memiliki peran strategis sebagai pemecah kebuntuan atau problem solver dengan beragam khasanah dan spesifikasinya.
“Dengan demikian, KAHMI telah menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah Bangsa dan perkembangan masyarakat, melalui pergeseran peran (repositioning) , baik peran tunggal (monomorphic) atau peran ganda (polymorphic), yang berimplikasi terhadap peningkatan produktivitas keberagaman masyarakat,” tandasnya. (Arby)