METRO – Sejak diresmikan oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pada 27 Agustus 2019 lalu, program Lampung Mengaji mulai diimplementasikan setiap sekolah di Bumi Ruwai Jurai. Tak mau ketinggalan, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Metro juga turut menjalani program Gubernur Lampung.
Kepala SMA Negeri 5 Metro Suparni HD mengungkapkan, Literasi Al-Qur�an program Lampung Mengaji tersebut merupakan salah satu kegiatan yang menonjol dilakukan disekolah.
“Kegiatan mengaji bersama selama 15 menit secara terbimbing oleh guru pada jam pelajaran pertama di setiap kelas. Kegiatan Literasi Al-Qur�an di SMAN 5 Metro dilaksanakan secara variatif, dari membaca bersama-sama, membaca dan menyimak, ataupun menjelaskan nilai kandungan ayat tertentu,” ungkapnya kepada awak media, Selasa (22/10/2019).
Ia menilai, melalui program tersebut guru secara langsung dapat mengidentifikasi siswa-siswi yang sudah lancar membaca Al-Qur�an dan yang masih membutuhkan bimbingan khusus.
“Pembimbingan secara khusus
dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran. Bagi siswa yang sudah lancar membaca Al-Qur�an difasilitasi sekolah untuk mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan ekstra kurikuler Tahfidz Qur�an,” ujarnya.
Pria yang juga merupakan ketua MKKS SMA Se-Kota Metro tersebut mengaku menyambut baik Program Lampung Mengaji. Menurutnya, program tersebut dapat dijadikan sebagai sarana pelestarian budaya masyarakat Lampung yang dikenal sebagai masyarakat yang relegius.
“Kegiatan mengaji merupakan salah satu aktifitas ibadah yang sangat lekat dengan budaya masyarakat Lampung. Sejumlah rumah ibadah seperti surau, Mushola, Langgar, Masjid dan lain-lain senantiasa diramaikan dengan kegiatan mengaji, khususnya di waktu sore usai salat Ashar maupun ba’da Maghrib,” katanya.
Suparni menilai, perkembangan zaman yang perlahan menggerus tradisi dan budaya masa lalu dikalangan pelajar dapat diperbaiki dengan program tersebut.
“Kini, seiring dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman, kegiatan anak-anak mulai mengalami pergeseran dari surau, mushalla, langgar dan masjid bergeser ke ruang keluarga asik dengan smart phone untuk bersosial media, menonton acara-acara televisi atau bermain game. Dengan kegiatan Literasi Al-Qur�an yang dilaksanakan setiap hari diawal pelajaran diharapkan dapat mengembalikan budaya gemar mengaji bagi anak didik. Sekaligus mengharapkan keberkahan atas ilmu yang dipelajari disekolah,” tambahnya.
Menurutnya, efektifitas kegiatan Lampung Mengaji harus dikontrol melalui Tri Pusat Pendidikan yakni Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat.
“Masing-masing dari itu mempunyai tanggung jawab dan peran untuk mengembalikan sebuah tradisi baik yang sudah mengakar pada budaya masyarakat Lampung,” tandasnya. (Arby)