TUBABA – Jelang datangnya Ramadhan 1441 Hijriah, puluhan perajin kolang-kaling di Kabupaten Tubaba mulai bermunculan. Mereka memanfaatkan potensi buah aren yang banyak tumbuh di wilayah itu dan mengolahnya menjadi kolang-kaling.

Daerah Tubaba memang memilik potensi buah aren. Buah lezat ini yang berasal dari batang aren yang dipercayai sebagai makanan lezat dapat membantu nutrisi tulang. Seorang perajin kolang-kaling, Sulman mengaku bisa menjual hingga satu ton kolang-kaling segar dalam setiap pekan. Padahal sebelumnya permintaan ini paling banyak 500 kilogram per pekan.

“Permintaan kolang-kaling ini akan terus meningkat hingga memasuki bulan Ramadhan nanti. Kolang-kaling ini kami jual ke pengepul yang ada di desa sini. Selanjutnya mereka jual ke seluruh pasar tradisional di Tubaba dan bahkan diluar Tubaba,” ujarnya.

Lanjutnya, saat ini harga kolang-kaling di tingkat perajin masih berkisar Rp10 ribu per kilogram. Namun jika mendekati bulan puasa bisa mencapai Rp 15 ribu per kilogram.

Kolang-kaling ini diambil dari kebun sendiri dan sebagian lagi dibeli dari kebun warga lainnya dengan harga Rp100 ribu per tandan. Setelah direbus dan dikupas, tiap tandan bisa menghasilkan hingga 50 kilogram kolang-kaling bersih.

Untuk mengolah kolang-kaling ini Sulman dibantu oleh dua orang pekerja. Setiap hari ia bisa menghasilkan 50-60 kilogram kolang-kaling. Namun produksi ini masih tergantung dengan jumlah pekerja yang membantunya terutama untuk pengupasan buah.

Kepala Dusun VI Tiyuh mengatakan luas kebun aren di wilayah kamibmencapai puluhan hektare yang tersebar di beberapa tempat kebun milik warga “Untuk di dusun ini saja ada ratusan hektare, belum lagi di dusun lainnya,� jelasnya. (jaz)