TUBABA � Seringnya mobil pemadam kebakaran (Damkar) �datang terlambat saat terjadi kebakaran menuai banyak cacian masyarakat setempat. Warga mendesak Bupati mencopot pejabat yang memimpin operasional kendaraan tersebut.

�Sejatinya mobil Damkar itu kan milik rakyat. Karena anggaran membelinya dari uang rakyat. Tapi kenyataannya sering tidak berguna membantu masyarakat yang tertimpa musibah,� kata seorang netizen, Ahmad Basri dalam status medsosnya.

�Sebab satu-satunya harapan yang diharapkan sebagai dewa penyelamat ternyata tak memberi manfaat apapun,� katanya lagi.

Menurut pria yang karib disapa Abas ini, jika kejadian terus berulang dimana mobil Damkar terlambat datang, maka minimal bupati harus memberikan sanksi administratif dengan mencopot jabatan yang bertanggung jawab terhadap mobil Damkar itu, dalam hal ini di bawah naungan Satpol PP Tulangbawang Barat.

Sebelumnya diberitakan, mobil Damkar datang terlambat saat api menghanguskan tiga unit rumah, Minggu �(29/6/2020) kemarin.

Peristiwa naas itu terjadi pukul 16.30 WIB sore. Akibat konslet listrik, rumah dan kios milik Efendi Wustofa, warga Tiyuh Panaragan hangus terbakar dan kini hanya tinggal puing-puing bangunan.

Puluhan warga sempat berupaya membantu memadamkan api dan menyelamatkan beberapa barang-barang berharga seperti galon,kursi dan benda ringan lainnya.

Camat Tulangbawang Tengah Nazarudin S.IP.,M.IP dan beberapa stafnya yang ikut serta membantu warga memadamkan api sempat menghubungi mobil Damkar. Namun, Damkar yang diharapkan baru datang satu jam kemudian, setelah api padam dan rumah nyaris tanpa sisa.

Emosi warga pun tumpah. Beberapa diantaranya mengamuk dan merusak mobil pemadam. Beruntung hanya kaca spion yang rusak. (Jaz/zai)