MESUJI ��Bupati Mesuji, Khamamik, lagi-lagi membuat perilaku yang menuai kontroversi publik. Jika sebelumnya menghebohkan dunia maya karena menulis status terkait pengunduran dirinya, Kali ini Khamamik menulis status yang isinya diduga melakukan pelecehan terhadap wartawan.

Melalui akun facebooknya, Khamamik Untuk Mesuji,�sekitar pukul 21:16 tanggal 25 April 2018, Khamamik menulis��Di Mesuji ada wartawan modalnya share-share….modal gaya seolah_olah segala galanya �tapi babar blas gak iso nulis…. Yaaah namanya juga usaha… Kaanggo gaya-gayaan medeni wong deso… Mau nyadap karet capek… Ndodos sawit.. Maaales… Nguli gak kuuuat… Yaaahh jadi informan dan bermuka dua… Rai gedeg dan modal ndableg..dari pada nganggur di rumah gak punya malu…��(Di Mesuji ada wartawan modalnya share-share, modal gaya seolah segala-galanya tapi sama sekali tidak bisa nulis, yah namanya juga usaha, buat gaya-gayaan nakut-nakutin orang desa, mau nyadap karet capek, mau ngambil sawit males, nguli gak kuat, yah jadi informan dan bermuka dua. Pasang muka tebal dan modal ndablek (cuek), daripada nganggur dirumah gak punya malu).

Sikap khamamik ini disesalkan kalangan media dan menjadi pembicaraan di media sosial dan group WhatsApp Jurnalis. Khamamik juga dinilai tidak mencerminkan perilaku pejabat publik sekelas Bupati.

Wawan Sumarwan, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Lampung ketika dikonfirmasi menilai perilaku khamamik tersebut telah melakukan pelecehan profesi wartawan. IWO sangat menyesalkan tindakan pejabat publik sekelas Bupati dan menyarankan sebaiknya Bupati melaporkan dan melakukan pembinaan, bukan membuat tulisan yang melecehkan. (26/4).

�Sebagai pejabat publik, apalagi seorang bupati, tidak boleh dan tidak diperkenankan menulis seperti itu, perlu diklarifikasi, jika memang yg disebutkan itu benar. Sebagai Bupati seharusnya mengingatkan, bukan membuat tulisan melecehkan profesi. Tinggal sebut saja saja oknum, bukan ada wartawan. Berarti Bupati Alergi dengan adanya wartawan, pejabat publik itu harus siap dikritik dan dikoreksi, ucapnya.

Wawan menambahkan �jika memang pernyataannya untuk oknum wartawan, ya nanti oknum tersebut harus dibina, jika memang itu benar, bukan dilecehkan�, maksud yang ditulis Bupati itu apa? harus di pertanyakan dan diklarifikasi, IWO Lampung sangat menyesalkan ada pejabat publik seperti itu, pungkasnya.

Sementara, salah satu jurnalis, mengatakan kegiatan jurnalistik di Mesuji memang penuh tantangan, Dari dugaan adanya intimidasi �Bunyi Tembakan Senjata Api� di depan halaman rumah salah satu jurnalis, hingga pesan berupa ancaman dari nomor yang tak dikenal.

�JIka tidak salah Penembakan tersebut terjadi di Malam hari di akhir Tahun 2017, dan rekan kita tersebut akhirnya berkoordinasi ke Polres Mesuji. Jika pesan (SMS ) ancaman tersebut isinya �Cepat atau Lambat, kamu atau rumahmu jadi sasaran, Ingat. Sok Hebat, Wartawan Bisa Nulis Enggak�, Nomornya ini (085217112404 ) dan sudah tidak aktif, saya dikasih tahu rekan-rekan, ucapnya seraya mewanti-wanti namanya tidak dikorankan.��

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Bupati Mesuji, Khamamik, tidak menjawab ketika dikonfirmasi. (Tim/Red).�