TULANGBAWANG BARAT -� Aldafi Anggara tergolek kritis di Rumah Sakit Muhammadiyah Metro. Bayi berusia 10 bulan ini jadi korban dari kesembronoan pengendara mengemudi di jalan raya.

Anak pertama dari pasangan Jenika Anggraini dan Darwin, warga Tiyuh Tanjung Selamat, Pemekaran Karta, Kecamatan Tulangbawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) telah menjalani operasi di bagian kepala akibat benturan dalam insiden yang terjadi Rabu (27/10) lalu.

Jenika menceritakan, kejadian naas itu terjadi sekira pukul 12.57 WIB. Kala itu, mereka hendak pulang berboncengan motor. Jenika yang mengemudi, sementara anaknya duduk dipangkuan neneknya, Eka Wati di belakang.

“Kami abis dari belanja kebutuhan rumah tangga di pasar (Kelurahan Daya Murni Kecamatan Tumijajar) saya yang mengemudikan motor. Anak saya digendong ibu saya dibelakang,� tuturnya.

Yamaha Mio BE 3447 SQ yang dikemudian Jenika meluncur dengan kecepatan sedang. Tepatnya di depan Pertamini Partashop Tiyuh Kartaraharja, Jenika terkejut ketika mobil Grand Max bermuatan kayu tiba-tiba melintang menghadang jalan.

Kaget, Jenika tak dapat menguasai laju motornya. Ia berusaha menghindari tumpukan kayu di belakang mobil. Akibatnya, ia menghantam bak mobil bagian belakang.

�Kami terjatuh dan anak kami pingsan tidak sadarkan diri,�terangnya.

Jenika kemudian menelpon suami dan keluarga. Dibantu warga, Jenika melarikan anaknya ke Puskesmas Tiyuh Kartaraharja.

Namun di puskesmas , tim medis setempat �angkat tangan�. Mereka menyarankan korban membawa anaknya ke Rumah Sakit Asy- Syifa Medika Dayamurni �Karena kondisi anak kami sangat buruk dan memperihatinkan, saat itu juga kami langsung berangkat,”paparnya.

Di rumah sakit itu, Tim medis kemudian melakukan tindakan. Beberapa menit ada sedikit perubahan pada anak Jenika. Namun tim medis setempat juga menyarankan korban dirujuk ke rumah sakit di daerah Bandar Jaya dan Metro.

“Dari hasil penanganan tim medis, anak kami harus dilakukan scanning di bagian kepalanya akibat benturan. Ada penggumpalan darah di bagian kepala,� katanya.

Penanganan akhirnya dilakukan Rumah Sakit Muhammadiyah Metro .

�Setelah scaninng, rumah sakit memberitahu kami bahwa anak kami harus segera dilakukan operasi, karena hasil dari sekening ada gumpalan darah dan keretakan tulang di bagian kepala balita kami,� katanya sedih.

Setelah di operasi selama tiga hari, ada sedikit perubahan pada kondisi sang bayi. Namun tim medis tidak menjamin sang anak bisa normal seperti sedia kala.

�Di hari ketiga, hari Sabtu (30/10) sekira 16.34WIB kondisi fisik anak kami menurun buruk. Kesadarannya menghilang, nafas tersenggal sengal,� paparnya.

Di hari ke empat, Minggu (31/10) sekira pukul 18.26 WIB , kondisi bayi semakin memburuk dan kritis.

Darwin, ayah sang bayi,mengatakan, pemilik mobil Grand Mex ternyata pemilik usaha panglong. Saat kecelakaan, mobil itu dikendarai sopirnya, Sudirman. Dari yang ia dengar, Sudirman ini belum lama bebas dari tahanan karena kasus narkoba.

Pihak pemilik mobil selama ini pernah mengutus Kepalo Tiyuh Kartaraharja, Rudi, untuk berkemunikasi dengan pihak keluarga. Rudi datang untuk mengklaim biaya pengobatan melalui BPJS.

�Namun pihak rumah sakit tidak berkenan karena kami sebelumnya sudah menandatangani surat pernyataan persetujuan biaya pengobatan anak kami melalui umum,� Katanya.

Pihak pengendara mobil ternyata menolak bertanggungjawab penuh pada pengobatan bayi. Mereka hanya sanggup membayar 50 persen biaya pengobatan.

Kata Darwin, selama anaknya dirawat di rumah sakit, pihak pemilik mobil maupun pengemudinya tak pernah datang sebagai bentuk simpati.

Dawin mengaku belum sempat melaporkan kasus ini ke pihak yang berwajib mengingat ia dan keluarga masih fokus dengan kesembuhan anaknya yang saat ini kondisinya kritis.

�Kami belum memberi tahu pihak kepolisian ataupun laporan secara resmi atas kejadian tersebut/ Kami dan keluarga besar berharap agar pihak kepolisian Polres Tubaba dapat segera melakukan tindakan TKP, dan memproses pihak pengemudi dan pemilik usaha sesuai aturan hukum yang berlaku,� katanya.

Kata Darwin, tempat usaha panglong kayu tersebut sangat berdekatan dengan badan jalan, dan cenderung membahayakaan keselamatan masyarakat umum di saat melintas didaerah tersebut.

Sementara berdasarkan hasil investigasi di tempat kejadian perkara, warga sekitar mengatakan, kecelakaan itu berawal saat mobil Grand Max melaju dari panggong bermuatan kayu

“Kkami melihat mobil itu pas di tengah-tengah jalan langsung ditabrak motor Mio itu. Kami kasihan, ada anak kecil kayaknya pingsan. Motor itu dibawa perempuan, sementara anak kecil itu digendong ibu-ibu. Kami mau bantu tapi kami takut om,� kata seorang warga, Handoko.

:Setelah kejadian itu mobil Pak Kasno dibawa pergi sementara motor Yamaha Mio dititipkan oleh pak Kepalou Tiyuh di rumah yang ada warung dekat cucian steam mobil,� pungkasnya. (rls /zainal)