BANDARLAMPUNG -� Pihak Komite dan Walimurid SD Negeri 2 Waydadi, Sukarame membantah adanya pungli terhadap para siswa-siswi. Awalnya memang pihak komite dan perwakilan wali murid SDN 2 Waydadi, berinisiatif untuk menggalang dana bantuan sukarela.

Tujuannya guna bergotong-royong membantu mendukung kemajuan sarana maupun prasarana SDN 2 Waydadi. Terlebih memang ada beberapa kegiatan sekolah yang tidak tercover oleh dana BOS. Harapannya agar peningkatan sarana/prasarana serta kegiatan-kegiatan sekolah dapat di manfaatkan dan dinikmati oleh siswa/siswi yang merupakan anak-anak dari para anggota komite dan wali murid itu sendiri.

�Namun sepertinya niat baik kami anggota komite dan sebagian wali murid tak mendapat dukungan penuh, sehingga tujuan baik ini belum tercapai,� terang Sekretaris Komite SDN 2 Waydadi, Fitra liana Suri. S. H. I. CM.

Karenanya pihaknya memutuskan menyetop dan memulangkan�semua dana yang sebelumnya sudah terkumpul. Bahkan pihaknya bersama Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 2 Waydadi, ibu Sumiyati, S.Pd., M.Pd juga sudah memberikan klarifikasi ke Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung sesuai fakta yang ada. Termasuk menunjukkan tanda bukti pengembalian dana kepada Plt Kabid. Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung, bapak Mulyadi.

�Untuk itu kami sebagai bagian dari anggota komite menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada pihak sekolah dalam hal ini ibu Kepsek Sumiyati, dewan guru serta para wali murid yang mana atas terjadinya kesalahpahaman dan�berita yang simpang siur mengenai penggalangan dana yang diinisiatifkan oleh kami sebagai anggota komite dan para wali murid yang telah bersama bersepakat bergotong royong membantu dengan cara sumbangan sukarela demi mendukung kemajuan sarana maupun prasarana sekolah SDN 2 Waydadi,� tutupnya.

Sebelumnya diberitakan wali murid SDN 2 Waydadi mengeluhkan adanya permintaan�dari Komite�yang meminta sumbangan guna pembuatan WC dan sumur bor dengan mematok Rp50 ribu. Permintaan sumbangan dari murid kelas I sampai dengan kelas 6.

Kepala Sekolah SDN 2 Waydadi, Sumiyati menjelaskan jika pungutan itu merupakan gerakan dari Komite sekolah dan secara pribadi dia juga mengaku keberatan dengan alasan kondisi saat ini sedang sulit.

�Itu gerakan dari komite dan masih dimusyawarahkan. Saya juga sih keberatan apalagi kan sekarang lagi masa sulit,� ujarnya.(red/net)