PANARAGAN – Program kemitraan tebu yang digagas PT. Sugar Group Companies (SGC) mendapat apresiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulang Bawang Barat (Tubaba). Pasalnya program ini dinilai sebagai solusi bagi para petani. Khususnya yang ada di Kabupaten Tubaba yang saat ini mengalami kesulitan ekonomi karena terdampak anjloknya harga singkong. 

“Kami sangat mengapresiasi langkah PT. SGC yang hadir memberikan solusi bagi petani kita. Kemitraan ini bukan hanya memberikan kepastian pasar, tetapi juga pendampingan yang dibutuhkan agar petani bisa lebih maju,” ujar Wakil Bupati Tubaba, Nadirsyah.

Dia pun mengajak masyarakat, khususnya petani di Tubaba agar dapat memanfaatkan peluang tersebut. Pemerintah daerah sendiri siap mendukung penuh agar program ini berjalan optimal dan memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan petani.

“Program ini disambut antusias masyarakat karena dinilai memberi peluang peningkatan pendapatan dan kepastian usaha dalam jangka panjang,” pungkasnya.

Rabu (10/12/2025), PT. SGC kembali menggelar sosialisasi kemitraan tebu. Kali ini di Gedung Serbaguna Balai Tiyuh Margodadi, Kecamatan Tumijajar. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian sosialisasi yang telah mencapai titik ke-17. Ini meliputi sepuluh titik di Tulang Bawang Barat, empat titik di Tulang Bawang, dan tiga titik di Lampung Tengah.

“Ke depan, sosialisasi akan diperluas ke wilayah potensial lainnya seperti Lampung Timur,” tutur Perwakilan PT. SGC, Sulis Prapto.

Menurutnya, pihak PT. SGC hadir untuk menawarkan kemitraan jangka panjang selama 10 tahun. Ini sebagai alternatif komoditas lebih menjanjikan bagi petani yang tengah terpuruk oleh rendahnya harga singkong. Melalui kemitraan tebu, dia berharap dapat memberi kepastian pasar dan membuka peluang peningkatan kesejahteraan bagi petani.

“PT. SGC tidak hanya membeli hasil panen, tetapi juga memberikan pendampingan menyeluruh kepada petani, mulai dari teknik budidaya, perawatan, hingga pengelolaan panen,” katanya. 

Ada beberapa keuntungan menanam tebu lanjutnya. Antara lain sekali tanam bisa panen 3–4 kali. Lalu, biaya produksi relatif rendah. Dan kondisi geografis Lampung yang cocok untuk pengembangan tebu.

“Di pola kemitraan ini, petani mengelola lahan, melakukan penanaman hingga panen, kemudian hasilnya dikirim ke pabrik sesuai kesepakatan. Skema ini akan mampu memberikan pendapatan yang lebih stabil dan berkelanjutan,” terangnya.

Hadir dalam sosialisasi Pimpinan PT. SGC, Purwanti Lee Cauhault dan Fauzi Toha. Hadir juga beberapa kepala tiyuh dan ratusan masyarakat petani.

Lewat sosialisasi ini, nantinya akan semakin banyak petani bergabung dalam kemitraan tebu. Harapanya dapat memperkuat sektor pertanian. Serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Khususnya di Tubaba dan sekitarnya.(rls)