BANDAR LAMPUNG — Lampung dan Banten bisa jadi akan menjadi tuan rumah bersama PON XXII tahun 2028, bukan PON tahun 2032.

Hal itu terjadi jika Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mundur dari pencalonan.

Hal itu menyusul pernyataan Wakil Gubernur Wagub Nusa Tenggara Timur (NTT) Johni Asadoma yang membuka opsi kolaborasi dengan provinsi lain untuk menggelar pertandingan sejumlah cabang olahraga (cabor) PON 2028.

“KONI Lampung siap mengambil alih status tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII tahun 2028 jika NTT dan NTB mengundurkan diri,” kata
Wakil Ketua Umum II KONI Provinsi Lampung Riagus Ria.

Sebelumnya diketahui, KONI NTB dan NTT telah mencalonkan diri sebagai tua rumah bersama PON XXII tahun 2028.

“Kalau memang NTB dan NTT tidak siap untuk jadi tuan rumah PON 2028, KONI Lampung bersama Banten siap menggatikan. NTB dan NTT, nanti di tahun 2032 saja,” kata Riagus, Senin (22/12/2025).

Dia juga menegaskan, Lampung dan Banten juga sudah punya venue pertandingan yang siap digunakan untuk PON 2028.

“Lampung dan Banten sudah punya venue pertandingan yang memadai untuk menggelar PON. Jadi tidak perlu bangun venue baru. Soal lainya, nanti kita koordinasikan. Intinya, kita siap menjadi tuan rumah PON tahun 2028. Tidak perlu menunggu tahun 2032,” tegasnya.

Diketahui, saat ini, KONI Lampung dan Banten sedang dalam proses pencalonan sebagai tuan rumah bersama PON XXIII tahun 2032.
Dikutip dari berita detik.com, saat ini Pemprov NTT menunggu surat keputusan dari Menteri Olahraga Erick Thohir, untuk menjadi tuan rumah PON 2028 bersama Nusa Tenggara Barat (NTB).

Wagub NTB Johni Asadoma membuka peluang kolaborasi dengan provinsi lain untuk menggelar pertandingan sejumlah cabang olahraga PON.

“Pemerintah membuka peluang kolaborasi untuk DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur dalam penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028,” ujar Johni dikutip dari detik.com, Minggu (21/12/2025).

Menurut Johni, pembangunan venue olahraga membutuhkan biaya besar. Karena itu, dapat dilaksanakan di provinsi yang infrastrukturnya sudah siap.

“Venue-venue yang pembangunannya mahal bisa dilaksanakan di DKI, Jabar, atau Jatim. Ini bagus karena ada kolaborasi, pembiayaan bisa lebih hemat dan tidak terlalu mahal,” katanya. (**)