LAMPUNG TIMUR – Atap Gedung Bagian Umum Sekretariat Pemkab Lampung Timur ambruk pada Senin pagi (29/9/2025) dan memicu gelombang kritik dari berbagai kalangan. Aktivis dan tokoh masyarakat menilai insiden ini sebagai bukti kelalaian pemerintah daerah dalam merawat aset publik.
Aktivis Pencegahan Korupsi Lampung Timur, Arip Setiawan, mengecam keras insiden tersebut.
“Ini jelas akibat pembiaran. Gedung Bagian Umum sudah berdiri puluhan tahun tanpa perawatan yang layak. Pernah direhab, tapi dikerjakan asal-asalan. Bukankah dana pemeliharaan itu selalu dianggarkan? Saya merasa dana itu tidak pernah benar-benar dilaksanakan,” ujarnya.
Arip menegaskan bahwa keruntuhan atap tersebut bukan karena faktor alam.
“Tidak ada angin kencang, tidak ada badai, apalagi puting beliung. Ini bukan bencana alam, tapi bencana tata kelola. Dana ada, tapi gedung tetap ambruk — ini mencurigakan,” tegasnya.
Ia mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera mengusut penggunaan anggaran pemeliharaan gedung.
“Masyarakat berhak tahu ke mana larinya anggaran itu. Transparansi harus dibuka,” tandasnya.
Menurut Arip, kondisi gedung memang sudah memprihatinkan sejak lama. Bahkan fasilitas dasar seperti WC sudah rusak parah.
“Perawatan ringan pernah dilakukan, tapi asal-asalan. Seharusnya dilakukan renovasi besar. Pemerintah harus segera mengevaluasi kelayakan gedung ini,” ujarnya.
Ia juga meminta pemerintah melakukan pengujian struktur secara menyeluruh agar tidak terjadi kejadian serupa di bagian lain gedung.
“Bukan hanya yang sudah ambruk, bisa jadi bagian lain juga sudah rapuh. Harus dicek dan segera direncanakan pembangunannya,” katanya.
Arip menegaskan renovasi gedung harus menjadi prioritas anggaran demi menjaga keselamatan pegawai dan martabat pemerintah daerah.
“Ini soal harga diri pemerintah dan keselamatan publik. Jangan sampai ada korban baru bertindak,” pungkasnya. (Rusman Ali)