JAKARTA – Presiden Prabowo membacakan asumsi makro sesuai dengan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Pemerintah mematok anggaran belanja negara sebesar Rp 3.786,5 triliun untuk tahun depan.  

Angka itu masih lebih besar dari pendapatan negara, yang ditarget sebesar Rp 3.147,7 triliun dalam RAPBN 2026. Sehingga, APBN masih akan mencatatkan defisit Rp 638,8 triliun, atau 2,48 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) di tahun depan.   

Prabowo pun memastikan tahun depan pemerintah masih memberlakukan efisiensi anggaran.

“Belanja negara dialokasikan Rp3.786,5 triliun, pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp 3.147,7 triliun. Defisit APBN dirancang Rp 638,8 triliun atau 2,48 persen PDB, ditopang pembiayaan yang prudent, inovatif, dan sustainable,” kata Prabowo dalam pidato Rancangan Undang-Undang APBN 2026 dan Nota Keuangan di gedung parlemen, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2025), sebagaimana dilansir detik.com.

Di hadapan para anggota parlemen dan hadirin, Prabowo memastikan efisiensi masih diberlakukan pada tahun depan. Hal itu, kata Prabowo, untuk menekan defisit sekecil mungkin.

“Dan pemerintah yang saya pimpin berjanji di hadapan majelis ini kami akan terus melaksanakan efisiensi sehingga defisit ini kita ingin tekan sekecil mungkin,” jelasnya.

Prabowo kemudian mengungkap cita-cita mengenai keuangan negara. Prabowo ingin pada tahun 2027 atau 2028 APBN Indonesia tidak ada defisit.

“Dan adalah harapan saya, adalah cita-cita saya untuk suatu saat, apakah dalam 2027 atau 2028, saya ingin berdiri di depan majelis ini, di podium ini untuk menyampaikan bahwa kita berhasil punya APBN yang tidak ada defisitnya sama sekali,” kata Prabowo disambut tepuk tangan meriah hadirin.(red/net)