METRO – Aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Metro Barat kembali mengamankan sejumlah kendaraan yang diduga hendak melansir Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di SPBU 24.341.09 Jl. Jend. Sudirman, Kel. Ganjar Asri, Kec. Metro Barat, Selasa (25/9/2018).
Penggerebekan kendaraan tersebut dilakukan berdasarkan banyaknya keluhan masyarakat akibat sulitnya mendapatkan BBM jenis premium di Kota Metro. Sedangkan, praktik pelansiran dan dugaan penimbunan BBM untuk kepentingan kelompok tertentu disinyalir marak terjadi.
Kapolsek Metro Barat AKP Sumarno mengungkapkan, ini adalah yang ketiga kalinya polisi melakukan penangkapan, dan kali ini dilakukan berdasarkan pengaduan warga melalui media sosial.
“Tadi pagi dapat FB dari warga yang melaporkan banyak motor yang diduga telah di modifikasi dengan tangki besar. Dan ini sudah terjadi sering di SPBU ini. Ini sudah yang ketiga kalinya kita mengamankan motor yang diduga milik pelansir minyak. Dan ke depan akan terus kita pantau agar hal ini tidak terjadi lagi,” ungkapnya.
AKP Sumarno menjelaskan alasan klasik para terduga pelansir tersebut untuk digunakan sendiri. Dirinya juga menyampaikan bagi yang ingin mengambil kembali kendaraan yang diamankan tersebut, para pemilik kendaraan wajib melengkapi surat kendaraan dan menghidupkan pajak kendaraannya.
“Barang bukti ini akan dilepas setelah mereka bayar pajak dan memperlihatkan bukti pembayaran pajak di dari samsat ke kami,” bebernya.
Sementara dari keterangan salah seorang pelansir yang kendaraannya diamankan ke Mapolsek Metro Barat mengaku, dirinya merupakan pemain baru dalam dunia pelansiran BBM.
“Saya baru tiga bulan kaya gini, karena ini motor baru beli. Saya baru ini dibawa ke sini. Kalau saya modifikasi gitu tidak ada. Saya tau kalau melansir itu memang merugikan warga yang membeli sedikit-sedikit, tapi kan yang penting saya tidak bikin onar,” kata Joko (55) di Mapolsek Metro Barat, Selasa (25/9/2018).
Joko juga mengatakan irinya hanya mendapat keuntungan Rp500 per liter dalam setiap kali penjualan.
“Kalo saya buat dijual sendiri di depan rumah. Ya untungnya enggak seberapa juga. kan cuma untung 500 perak per liter. Kalo kita pelansir di Ganjar Agung yang di utamakan kendaraan pribadi, kan ini minyak untuk umum. Kalau kami kan hanya sisa mereka. Kalau kita gak kebagian ya sudah. Ya memang ini sudah lama begini,” pungkasnya.
Sementara itu, sejumlah awak media yang melakukan peliputan tidak dapat mengkonfirmasi pemilik maupun penanggungjawab SPBU setempat. Dugaan pembiaran dan kongkalikong pun menguat di masyarakat lantaran praktik semacam ini marak terjadi di Bumi Sai Wawai.
Masyarakat menduga adanya oknum aparatur negara yang membekingi praktik tersebut, lantaran hal semacam ini belum dapat dituntaskan di Kota Metro.
“Hal semacam ini terkesan dibiarkan sama oknum-oknum petugasnya. Selain SPBU yang diduga membiarkan hal ini mungkin juga ada dugaan lain, seperti di bekingi oknum penegak hukum. Bisa dilihat kok sama semua warga. Buktinya apa, tadi saat motor pada diangkutin polisi ada oknum TNI berseragam lengkap yang langsung mendatangi polisi untuk minta salah satu motor mungkin untuk tidak di bawa. Seharusnya kita semua mendukung, bukan malah dibiarkan seperti ini. Ini yang harus di tiadakan, dan kami mendukung langkah Polsek Metro Barat dan kalo bisa Polres juga menertibkan praktik ini merata, berantas yang mencoba kongkalikong,” ucap Arman (34) salah seorang pengendara yang mengantri BBM di SPBU 24.341.09 Jl. Jend. Sudirman, Kel. Ganjar Asri.
Sementara itu dari pantauan awak media, terdapat 10 kendaraan dan 2 Jerigen kapasitas 35 liter yang diamankan Polisi, 7 diantaranya kendaraan bertangki modifikasi dengan kapasitas tangki hingga mencapai 70 liter. (Arby)