BANDARLAMPUNG � Jelang pemilihan gubernur (pilgub) Lampung, 27 Juni 2018 mendatang, satu- persatu Ketua DPD Partai Golkar menyatakan mundur. Setelah sebelumnya, Hi. Kaswan Sanusi mundur dari Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), kini giliran Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Yan Feri menempuh langkah serupa.

�Iya saya sudah mundur dari Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pesisir Barat, sudah digelar dan ditetapkan ketua yang baru dalam musdalub (musyawarah daerah luar biasa). Namun untuk jelasnya, tanya sekjen (Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Lampung, H. Supriyadi Hamzah,red) ya,� terang Yan Feri melalui ponselnya.

Sayangnya Yan Feri menolak memaparkan alasan mengapa dia memutuskan mundur.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Supriyadi Hamzah menjelaskan DPD Partai Golkar Kabupaten Pesibar memang melakukan konsolidasi, revitalisasi dan reposisi beberapa jabatan. Jadi sifatnya pertimbangan yang rasional objektip dari kader golkar�yang mengutamakan kepentingan partai daripada kepentingan pribadi. Untuk itu DPD Partai Golkar� Pesibar mensepakati dilakukan reposisi jabatan.

�Ketua Pesibar sebelumnya mengambil posisi sebagai ketua dewan penasehat. Sementara posisi ketua yang baru dipercayakan kepada orang yang disepakati ketua lama dan seluruh PK (pimpinan kecamatan) untuk menggerakan mesin partai yang perlu lebih cepat guna menghadapi Pilgub�dan Pileg 2019,� papar Supriyadi Hamzah.

Sebelumnya diberitakan Hi. Kaswan Sanusi, angkat bicara perihal pengundurannya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Lamteng. Menurutnya pengunduran dia tidak ada kaitan agenda Pilgub Lampung. Dimana ada kabar bahwa dia tidak mendukung Calon Gubernur (Cagub) Lampung Arinal Djunaidi, yang juga merupakan Ketua DPD Partai Golkar Lampung.

�Saya bukan penghianat. Saya memang dekat dengan Cagub Lampung yang juga Bupati Lamteng, Mustafa. Ini karena kekerabatan dan merupakan tetangga satu kampung. Tapi bukan karena alasan itu saya mundur. Saya sudah lama di Partai Golkar, saya sangat patuh dan loyal terhadap apapun kebijakan partai,� tegasnya.

Namun dirinya mundur lantaran adanya ketidakcocokan. Khususnya terhadap gaya kepemimpinan Arinal Djunaidi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Lampung.

�Tidak etis kalau saya ungkapkan. Biarlah saya yang memutuskan mundur sehingga tidak ada pertentangan di kemudian hari. Yang pasti perlu saya tegaskan, di partai ini saya semata mengabdi. Tanpa ingin menyombongkan diri, saya tidak mencari hidup di partai. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, rezeki yang ada sangat berlimpah. Saya memiliki usaha dan penghasilan yang jelas, yang insyah Allah lebih dari cukup. Jadi ini tidak ada kaitan dengan politik, seperti ada pilgub dan lainnya,� tuturnya.

Selain Kaswan Sanusi, sebelumnya Miswan Rodi, anggota DPRD Lampung juga menyatakan mundur dari Partai Golkar. Miswan lebih memilih bergabung Partai Nasdem. Miswan Rodi mengungkapkan alasan mundur lantaran kecewa dengan Arinal Djunaidi, Ketua DPD Partai Golkar Lampung. Atas kekecewaan ini, Miswan memutuskan hengkang dan bergabung Partai Nasdem.

�Akibat sikap saya ini tak mengapa saya harus kehilangan jabatan dan status sebagai anggota DPRD Lampung,� tutur Miswan Rodi.

Menurut Miswan pada hakekatnya dia masih mencintai Partai Golkar. Bagaimanapun dia tidak akan lupa terhadap Partai Golkar yang telah menjadikan sebagai anggota DPRD Lamteng selama dua periode serta anggota DPRD Lampung.

Namun kini kondisi Golkar Lampung semasa dipimpin Arinal Djunaidi berbeda. Gaya kepemimpinan yang bersangkutan seperti mengelola perusahaan. Saling menonjolkan ego dan rasa individualisme. Tidak ada rasa solidaritas dan setia kawan. Yang muncul sikap saling curiga dan tidak percaya antara satu dengan lainnya.

Mirisnya lagi tidak ada pembelaan yang dilakukan oleh Arinal terhadap kadernya yang tertimpa masalah hukum. Padahal diakuinya masalah hukum yang menimpa dia beserta Azwar Yacub serta Joni Cornie, semata-semata terjadi demi membela Partai Golkar.

�Padahal tidak terhitung beberapa biaya yang telah saya keluarkan untuk membesarkan Partai Golkar, semua murni dana pribadi. Tapi ternyata tidak ada apresiasi sama sekali. Inilah yang mendorong saya untuk mundur dari Partai Golkar,� urai dia.

Tak hanya Kaswan dan Miswan, kader Partai Golkar Lampung lainnya, Jauharoh Haddad juga memilih mundur semasa kepemimpinan Arinal Djunaidi. Kader perempuan yang aktif di berbagai organisasi ini, kini memilih bergabung di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).(red)