Nama Ir. H. Johan Sulaiman, M.M, tiba-tiba menyeruak ditengah hingar bingar Pilkada Kota Bandarlampung. Tanpa diduga, pria kelahiran� Telukbetung, Bandarlampung, 11 Juli 19863 dipercaya maju sebagai calon Wakil Walikota mendampingi Calon Walikota Bandarlampung, H. Rycko Menoza SZP, MBA. Pasangan ini mendaftar ke KPU Kota Bandarlampung diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golkar.
Di Bandarlampung, Johan Sulaiman sebenarnya bukan sosok yang asing. Dia merupakan anggota DPRD Provinsi Lampung periode 2004-2009, 2014-2019 dan 2019-2024. Beliau alumnus SD Negeri 4 Telukbetung, SMP Gulak Galik Telukbetung dan SMA Negeri 2 Bandarlampung. Sementara S1 diraih di Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lalu pendidikan Magister Managemen (S2) ditempuh Universitas Bandar Lampung.
Lantas bagaimana perasaan Johan Sulaiman ketika tiba-tiba disandingkan PKS, partai tempatnya bernaung untuk berpasangan bersama Rycko Menoza bertarung dan mengikuti kontestasi Pilkada serentak Kota Bandarlampung, Desember mendatang ? Berikut wawancara Bukhori Muzzammil, Penanggungjawab Surat Kabar BE1 Lampung di kediamannya, belum lama ini.
Assalammualaikum. Apa kabar, semoga sehat selalu Pak Ustad ?
Waalaikumsalam. Wr. Wb. Alhamdulillah. Sehat semua. Semoga ditengah pandemik Covid-19, kita semua khususnya warga Bandarlampung diberi kesehatan, kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi situasi ini. Tak lupa juga saya mengajak kita semua selalu menaati anjuran pemerintah dan protokol kesehatan dalam menjalankan aktifitas.
Anda di sandingkan PKS untuk maju sebagai Calon Wakil Walikota Bandarlampung mendampingi Rycko Menoza di Pilkada serentak Desember mendatang, bagaimana perasaan anda, menerima kabar itu ?
Kagetnya luar biasa. Bukan hanya saya, tapi keluarga besar saya. Bahkan kader-kader yang di Dapil saya yakni Kabupaten Pringsewu, Pesawaran dan Kota Metro pada menangis karena merasa saya tinggalkan.
Terus ?
Untuk diketahui saya memang besar di Bandarlampung. Sekolah semua di Bandarlampung. Tapi saya menjadi anggota DPRD Provinsi Lampung selama tiga periode bukan dari Dapil Kota Bandarlampung.
Selanjutnya bagaimana ?
Saya jelaskan panjang lebar bahwa ini merupakan perintah pimpinan, perintah DPP PKS. Bahkan perintah Presiden DPP PKS langsung, Mohamad Sohibul Iman agar saya mendampingi Pak Rycko Menoza di Pilkada Kota Bandarlampung sebagai calon Wakil Walikota.
Lalu, reaksi mereka ?
�Saya ungkapkan juga bahwa saya tak kuasa untuk menolak perintah dan amanah. Makanya dengan segala resiko sebagai kader saya sami’na wa atho’na�(kami mendengar dan kami taat). Jadi mohon doa semuanya. Dan alhamdulillah, semua mengerti. Jika ini bukan keinginan atau ambisi saya pribadi. Namun murni perintah partai. Akhirnya mereka semua melepas saya dengan berat hati dan menyatakan mendukung penuh. Ini dibuktikan dengan mereka pun akhirnya turun langsung bersosialisasi dengan keluarga besarnya yang ada di Bandarlampung.
Anda ikhlas mundur sebagai anggota DPRD Lampung sebagai konsekuensi dari pilihan ini ?
Ya harus ikhlas. Pertama memberi pengertian dengan keluarga. Setelah mereka ikhlas, saya pun sudah tak ada beban lagi untuk melangkah. Tinggal memberi pengertian para kader dan konstituen saya di Dapil Kabupaten Pringsewu, Pesawaran dan Kota Metro. Alhamdulillah, semua berakhir manis, mereka mengerti tentang apa yang saya sampaikan.
Sosok Rycko Menoza sendiri dimata Anda seperti apa ?
Dia (Rycko Menoza,red) berpengalaman memimpin sebagai Bupati Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel). Jika ada yang menilai selama memimpin Lamsel, Rycko telah gagal, sebenarnya tidak. Sebab orientasi Rycko saat menjadi menjabat bupati adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesejahteraan masyarakat. Jadi pembangunan fisik memang setengah dan terkesan dikesampingkan. Tapi ini sesuai tauladan Rasulallah, Nabi Muhammad SAW. Dimana Rasulallah, selama 13 tahun membangun SDM di Mekkah. Baru kemudian hijrah ke Madinah dan membangun masjid di sana. Disini pembangunan fisiknya mulai terlihat. Kalau sebelumnya yang diajarkan adalah tauhid dll. Penguatan SDM yang akan mengokohkan gerakan kekuatan fisik. Dan ini diakui berbagai tokoh masyarakat disana.
Hal ini salahsatu yang menarik perhatian saya. Bukan berarti tidak ada visi untuk melakukan membangun fisik. Tapi disaat anggaran tak memungkinan, Pak Rycko Menoza berani memilih peningkatan SDM, meskipun ini tidak populer karena tak terlihat hasilnya di mata umum. Dan dia berani ambil resiko tersebut.
Anda sendiri tak takut pecah kongsi atau tidak diberdayakan sebagai Wakil Walikota Bandarlampung oleh Rycko Menoza seandainya menang kontestasi pilkada, mengingat pengalaman Walikota Bandarlampung, Herman HN yang kerap berseberangan dan �berkonflik� dengan para wakilnya selama memimpin Kota Bandarlampung ?
Tidak. Saya yakin itu tak akan terjadi. Saya yakin, takkan ada pecah kongsi saya dengan Pak Rycko Menoza.
Kok bisa yakin seperti itu ?
Sebab, saya termasuk berkomunikasi baik dengan keluarganya. Terutama ayahnya Pak Sjachroedin ZP. Ketika beliau Gubernur Lampung, saya sering bermain keruang kerjanya, meski secara kelembagaan kami berseberangan, karena adanya konflik SK 15. Tapi secara pribadi kami berhubungan baik. Bahkan beliau kerap menerima kritik, saran yang saya sampaikan. Lalu dengan ibundanya, termasuk juga bibinya, Hj. Syafariah Widianti atau Atu Ayi, saya juga menjalin kerjasama yang baik, waktu kami sama-sama menjabat anggota DPRD Lampung.
Rycko Menoza ini sendiri saya lihat mewarisi visi dari bapaknya untuk membangun Lampung. Tapi kembali keawal, lantaran terkendala anggaran, maka dia memilih fokus peningkatan SDM. Ini yang saya kagum. Masih muda, visioner, tapi beliau bisa memisahkan mana yang prioritas dan mana yang tidak, walaupun konsekuensinya jadi tidak populer.
Kira-kira apa yang akan diperbuat seandainya terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Bandarlampung selama lima tahun kedepan ?
Tentu kami akan bersinergi. Fokus utama memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Dimana kami akan menjadikan bidang pendidikan sebagai garda terdepan membentuk kepribadian dan pola pikir anak-anak muda. Misalnya meningkatkan mutu sekolah dan pendidiknya dengan meningkatkan kesejahteraan mereka. Lalu dibidang kesehatan, kami mau semua warga Bandarlampung tercover di asuransi kesehatan. Seiring dengan itu kami harapkan standar pelayanan kesehatan warga ditingkatkan secara maksimal. Dan masih banyak lagi berbagai bidang lain. Pokoknya kami terus menjaring aspirasi dan keluhan berbagai kompenen masyarakat guna meningkatkan pelayanan dan menjadikan kota Bandarlampung baru yang modern, bersih, aman, religius, unggul, serta adil dan sejahtera.
Oh ya, Anda tidak kapok, dulu pernah gagal saat mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Kabupaten Pesawaran ?
Sebenarnya kapok dan ga mau nyalon lagi. Di DPRD Lampung ini saja, tadinya saya anggap sebagai periode terakhir. Umur saya sudah mendekati 60 tahun. Sekarang sudah ada tiga cucu. Maunya beristirahat dan jadi petani. Bahkan saya sudah rencana berkebun menanam pohon Alpukat.
Tapi ya tadi, karena ini penugasan dan perintah partai, maka saya harus siap menerima dengan segala resiko yang akan saya hadapi. Untuk itu, saya mohon doa dan dukungan. (*)