PESAWARAN – Puluhan masyarakat dan pedagang di Dusun Ringgung RT 002 RW 001 Desa Sidodadi, Kecamatan Teluk Pandang, Kabupaten Pesawaran, berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pesawaran sembari meneteskan air mata.

Unjuk rasa para pedagang ini merupakan puncak kekesalan karena dua dua kali surat mereka tak direspon pemerintah setempat. Padahal Mereka hanya meminta akses jalan dari Dusun Ringgung, Desa Sidodadi, RT 002 Rw 001 Kecamatan Teluk Pandan, yang telah ditutup oleh Anton, pemilik akses jalan tersebut.

�Kami masyarakat kecil minta jalan yang ditutup oleh bapak Anton dengan tembok dan batu serta tanah yang digundukkan di jalan tempat kami melintas segera dibuka kembali. Karena itu kami anggap tidak manusiawi,� kata ibu War, salah satu pedagang di wisata Pantai Ringgung sambil beruraian air mata, Selasa (7/7).

Kata dia, akibat penutupan jalan tersebut ia bersama masyarakat yang tinggal di dusun itu tidak bisa ke luar mencari nafkah.

�Dampak penutupan jalan itu, kami jadi miskin. Kami tidak makan. Bahkan ada yang maling di tempat kami sendiri. Kami dilahirkan, juga dibesarkan di sana. Kenapa akhirnya seperti ini. Sebelumnya ada penutupan jalan tidak pernah terjadi. Saat ini bukan saja Covid-19 yang menyakiti kami, tapi malah saudara kami sendiri yang tega. Kenapa orang kaya tega dengan kami,� ucapnya

Warga sebelumnya sudah berusaha melaporkan kasus ini. Namun semuanya tidak jelas.

�Keluhan ini saya sudah lapor ke mana-mana. Lapor ke kepala desa, Polsek, Camat, Dinas Pariwisata, juga ke Dinas Perikanan bahkan ke Pemkab. Tapi hasilnya nihil. Saya sedih bapak- bapak yang saya pilih kemarin, ke mana saat ini?” katanya

Upaya terus dilakukan bukan hanya sekelas kepala desa. Ia juga melayangkan surat ke orang nomor satu di Pesawaran. Namun tidak ada solusi.

“Kami melayangkan surat kepada bupati sudah dua kali. Sekarang kami ke sini, masih ditunda lagi, dengan alasan begini-begitu. Yang kami perlukan di sini kepastian untuk jalan itu. Kemana power kalian sebagai pejabat, tidak bisa membela rakyatnya,� keluhnya.

Menanggapi aksi masa tersebut, Sukur selaku Asisten I Pemkab Pesawaran mengatakan, pihak Pemkab saat ini masih berupaya memfasilitasi permasalahan tersebut.

�Itu bukan unjuk rasa, tapi menyampaikan aspirasi dari masyarakat Teluk Pandan. Tiga minggu yang lalu kita sudah adakan pertemuan dengan pihak terkait. Seperti Pak Samsurijal dan pihaknya Pak Anton, dan sudah kita lakukan cek lapangan. Diketahui ada sedikit tarik menarik titik koordinat yang harus diselesaikan mengenai sengketa lahan milik mereka berdua, yang kepemilikannya belum tahu siapa. Apakah akses jalan itu milik Samsurijal atau masuk dalam lahan milik Pak Anton. Ini yang belum jelas,� kata Sukur.

Menurut Sukur permasalahan ini akan dilaporkannya terlebih dahulu ke pimpinan, dalam hal ini bupati.

�Yang menutup akses jalan ini adalah Pak Anton, makanya terkait hal ini akan kita sampaikan dulu ke pimpinan, bahwa keinginan masyarakat jalan itu agar bisa dibuka kembali. Pokoknya kita tunggu hari Kamis nanti, apa perkembangan lebih lanjut karena keduanya akan kita panggil,� pungkasnya. (Don)