METRO – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani Kota Metro kembali dikeluhkan. Jika sebelumnya karena masalah atap ruang pasien yang bocor, kali ini keluhan hadir dari layanan kamar.

Keluhan itu muncul dari keluarga pasien yang mengaku dipersulit dalam mendapat layanan rawat inap karena aturan yang terbilang �aneh�.

“Saya nganter adik yang kebetulan tadi malam sakit karena diduga kena DBD. Setelah mendaftar di ruang pendaftaran bagian Unit Gawat Darurat (UGD) dan memdapatkan penanganan pertama, �terus mengurus administrasi ruangan. Tapi pada saat itu �yang seharusnya mendapat ruangan kelas 1 ternyata dikatakan oleh seorang petugas administrasinya penuh semua, dan akan ditempatkan di kelas 2 yang berisikan tiga orang,” ucap Hermanto selaku keluarga pasien yang menyoal batasan kamar rawat inap, Rabu (25/3/2019).

Herman mengaku bahwa kamar yang masih kosong tersebut telah dipesan oleh oknum perawat di rumah sakit setempat.

“Ada kamar kosong, untuk kelas 2 yang berisikan 2 orang. Tapi kata bagian administrasi di bagian UGD, itu sudah dipesan oleh perawat di rumah sakit. Akhirnya dengan cara marah dulu baru kamar tersebut boleh ditempati,” ucapnya kesal.

Sementara pihak rumah sakit melalui bagian Staf administrasi bernama Gede, membenarkan bahwa layanan kamar tersebut telah dibooking oleh perawat rumah sakit setempat.

“Iya, memang ada yang kosong kamar kelas 2A bagian Penyakit Dalam C, tetapi sudah di pesan oleh perawat di sini. Jadi kami tidak bisa memakainya, karena memang aturannya begitu,” ujarnya.

Selain Gede, hal itu juga di benarkan oleh salah seorang staf ruangan Penyakit Dalam C yang enggan disebut namanya. Ia menyatakan bahwa kamar yang kosong dan seharusnya diberikan kepada pasien namun telah dibooking pihak lain.

“Memang ada kamar kelas 1 yang kosong. Pasien baru keluar. Tetapi ada pasien lain yang akan masuk, karena sudah dibooking. Dan hal ini biasa terjadi disini,” kata petugas setempat yang enggan menyebut namanya. (Arby)