BANDAR LAMPUNG – Dalam rangka menyukseskan program pemerintah energi ramah lingkungan menggunakan energi masa depan berbasis listrik, siswa MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 1 Bandar Lampung, khususnya di kejuruan mampu bersaing di tingkat nasional dengan cara membuat inovasi kendaraan bahan bakar minyak ke energi berbasis listrik.
Seperti diungkapkan oleh Kepala Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Lukman Hakim, SPD.MPd, Sabtu (6/1/2023).
“Siswa-siswi Kejuruan MAN 1 Bandar Lampung mengkonsentrasikan kendaraan berbahan bakar minyak berhasil dikonversi kan ke energi listrik,” katanya.
Bahkan inovasi ini selain mengkonversi kan ke energi ramah lingkungan,
Juga memfungsikan kendaraan-kendaraan lama untuk difungsikan kembali dengan inovasi ke tenaga listrik sebelumya menggunakan BBM.
“Energi ramah lingkungan merupakan energi masa depan Indonesia sebuah energi alternatif untuk sebuah masa depan bangsa Indonesia,” ujar Lukman Hakim.
Sebelumnya Fuzi Nur Ilahi dan M Angga Yulizar, siswa dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung berhasil mengonversi dua kendaraan jenis Vespa 2 Tak menjadi motor listrik.
Hasil konversinya itu ditampilkan dalam pameran Devotion Experience (Dev-X) Kementerian Agama (Kemenag), JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (5/1).
“Kebetulan madrasah kami adalah madrasah keterampilan. Kami dan tim punya ide untuk mengubah Vespa berbahan bakar minyak menjadi berbahan listrik,” kata Fuzi dan Angga lewat keterangan tertulis.
Fuzi dan Angga mengatakan, ide pembuatan motor listrik ini berawal dari Program Konversi BBM ke motor listrik. Dipilihnya Vespa karena ketersediaan bahan yang banyak.
“Dua motor Vespa yang dipamerkan memiliki spesifikasi yang berbeda. Vespa dengan warna biru menggunakan aki kering 12 V, 20.2 AH, dengan motor penggerak berdaya 1.500 watt,” jelasnya.
Sementara Vespa dengan warna merah menggunakan baterai lithium-ion dengan motor berdaya 3.000 watt, setara dengan kekuatan motor Tiger. Untuk pengisian baterai diklaim bisa sampai empat jam dan bisa menempuh jarak sekitar 100 km.
Guru Keterampilan MAN 1 Bandar Lampung, Abdullah menjelaskan pengerjaan Vespa BBM menjadi motor listrik ini. Menurutnya, untuk konversi mesin memakan waktu 2-3 hari, sedangkan pengerjaan rangka bisa sampai dua minggu.
Abdullah mengaku banyak pihak yang tertarik untuk membeli. Namun hasil praktik siswa MAN 1 Bandar Lampung ini memang tidak diperjualbelikan. Biaya pengerjaan motor Vespa ini diperkirakan menghabiskan sekitar Rp40juta.
“Jika dikerjakan secara massal, mungkin harganya bisa lebih murah lagi,” katanya.
Sementara itu Kepala Badan Litbang Kemenag Amien Suyitno mengatakan konversi motor listrik yang dilakukan siswa madrasah menjadi kebanggaan karena mampu menciptakan kreasi baru.
“Talenta-talenta seperti ini harus dikembangkan terus oleh madrasah. Karena ke depan orang-orang yang akan dibutuhkan adalah yang punya skill, punya talenta, yang punya kemampuan bisa beradaptasi,” kata Suyitno.
Menurutnya, kreasi yang diciptakan ini menunjukkan bahwa madrasah sudah setara dengan sekolah-sekolah lain pada umumnya. Di samping itu madrasah memiliki keunggulan yang tak dimiliki sekolah lain yakni dari sisi penguatan karakter spiritual dan sains-teknologi.
“Jadi anak madrasah sudah harus bangga. Anak madrasah sudah di atas rata-rata, sehingga mereka harus bangga. Tapi jangan lupa ada tantangan lebih besar, maka harus terus belajar, belajar, belajar,” pungkasnya. ( rls)