METRO – Sudah dua pekan terakhir warga Kota Metro merasakan sulitnya mendapatkan Elpiji subsidi 3Kg. Akibat kelangkaan tersebut warga terpaksa merogoh kocek hingga Rp27 ribu per tabung.

Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pertamina adalah Rp17.500 per tabung. Namun rata-rata ditingkat agen menjual seharga Rp22 hingga 23 ribu per tabungnya. Dan ke tingkat pengecer menjualnya seharga Rp24 hingga 25 ribu per tabung.

Namun kini harga tersebut tak lagi didapat. Sulitnya Gas Elpiji subsidi 3 Kg dinilai menjadi faktor utama naiknya fas di tingkat pengecer. Bahkan harga  Elpiji subsidi 3Kg tembus mencapai Rp27 ribu per tabung di tingkat pengecer.

Atas keluhan masyarakat tersebut, pada Sabtu (5/10/2019) reporter BE 1 Lampung mencoba menelusurinya. Ternyata benar, Gas Elpiji subsidi 3Kg yang mencapai Rp27 ribu per tabung tersebut bukan isapan jempol belaka.

Salah seorang pengecer di Jl. AR Prawiranegara, Metro Pusat yang tidak mau menyebutkan identitasnya mengaku bahwa ia terpaksa menjual dengan harga Rp27 Ribu per tabung lantaran dua minggu terakhir tak mendapat kiriman Gas, hingga ia harus menjemputnya ke luar Metro seharga Rp23 ribu.

“Ya karena memang dari pangkalan sudah Rp23 ribu mas. Ini juga saya ngambil ke Natar (Lampung Selatan, Red). Dah lama saya memang gak dapat kiriman, kan yang penting ada gas nya, dari pada gak ada, nanti gak masak,” ucapnya sembari bergurau.

Pengecer itu juga bahkan mengungkapkan, bukan hanya ia yang kesulitan mendapatkan Gas namun hampir 70% pengecer Gas di Metro juga tak mendapat kiriman.

“Sekarang gini aja mas, banyak warga yang butuh gas tapi kita gak dapat kiriman. Terus kita upaya cari ke luar Metro dan apa salah kita jual segitu. Kan kalo gak mau beli juga gak apa apa. Kita kan cuma membantu warga yang butuh Gas makanya saya cari ke luar, itu juga gak bisa banyak karena stok nya dibatasi,” ujarnya.

Tak hanya disitu, pengecer lain di Jl. Wijaya Kusuma, Metro Pusat juga mengaku kesulitan gas selama 2 pekan terakhir. Puluhan tabung gas yang tertumpuk di kiosnya dalam keadaan kosong.

“Kosong mas, sudah dua minggu ini gak ada kiriman,” ungkap Pengecer yang juga menolak namanya disebutkan dalam pemberitaan.

Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 Kg yang hampir terjadi disetiap wilayah di kota Metro menjadi keluhan warga.

Salah seorang warga Kel. Ganjar Asri, Kec. Metro Barat terpaksa harus membeli dengan harga mahal. Ia mengaku biasanya harga tertinggi diwarung pengecer hanya Rp. 24 Ribu, namun saat ini harganya bisa mencapai Rp. 27 Ribu pertabung, itu juga sulit didapatkan.

“Tadi saya sudah mencari di warung dekat rumah tapi barangnya gak ada, dan saya keliling akhirnya saya dapat di Jl. AR Prawiranegara dengan harga Rp. 27.000, mahal sih tapi gimana terpaksa kalo engak, gak bisa masak,” Ucap Ita Anggraini (26).

Keluhan yang sama juga dialami, Navia (28) warga Kec. Metro Utara. Ia mengaku diwilayah Banjarsari harga diwarung pengecer Rp23 ribu namun Gas tak tersedia. Namun diwarung pengecer yang tersesia harga termurah sebesar Rp25 ribu per tabungnya.

Sementara itu, salah satu pemilik pangkalan Elpiji mengaku, pihaknya terpaksa harus menjual dengaan harga yang tinggi dari biasanya Rp19.000,- hingga Rp20.000, pertabungnya namun sejak hampir satu bulan ini terpaksa harus menjual dengan harga Rp22.000 hingga Rp23.000 pertabung 3 kg-nya itupun tergantung ketersediaan stok.

Ia menuturkan tingginya harga gas elpiji bersubsidi tersebut akibat adanya pengurangan pasokan dari agen, dimana biasanya pasokan sesuai dengan pesanan 100 tabung, saat saat ini hanya mendapatkan 20 hingga 30 tabung saja. Disamping itu juga pasokan sering terlambat hingga tiga hari dari pemesanan.

“Ya sebenarnya kami juga bingug sebab barangnya susah didapat, misalnya pesan 50 hinga 100 tabung ke agen malah dikasihnya 25 kadang 30 tabung. Jadi terpaksa jual dengan harga Rp. 22/23 Ribu  itupun ada yang mau ada juga yang gak mau beli,” ujar seorang pemilik pangkalan gas. (arby)